Jumat, 23 Januari 2015

PERSEDIAAN

Persediaan 

PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 6” beberapa pengertian istilah yang digunakan dalam persediaan:
Persediaan adalah aset:
a.         tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b.        dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau Persediaan adalah aset;
c.         dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Nilai wajar adalah jumlah di mana suatu aset dipertukarkan, atau kewajiban diselesaikan, antara pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar. Persediaan dalam perusahaan dagang meliputi barang yang diperjual belikan sedangkan persediaan dalam perusahaan manufaktur meliputi barang jadi, barang dalam proses, serta bahan baku dan perlengkapan.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 7”: Nilai realisasi neto mengacu pada jumlah neto yang entitas berharap untuk direalisasi dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar mencerminkan suatu jumlah dimana persediaan yang sama dapat dipertukarkan antara pembeli dan penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar. Nilai realisasi neto adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak bergantung pada nilai khusus entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan dapat tidak sama dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
·           Pengukuran Persediaan
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 9” Persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
·           Biaya pembelian
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 11” Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
·           Pengungkapan Persediaan
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 35” laporan keuangan mengungkapkan:
a)        Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
b)        total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas;
c)        jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
d)       jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
e)        jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33;
f)         jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33;
g)        kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33; dan
h)        nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

·           Kuantitas Persediaan
Dalam akuntansi persediaan, kuantitas persediaan harus dihitung secara akurat. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kesalahan memasukan persediaan yang bukan milik perusahaan atau tidak memasukan persediaan yang dimiliki perusahaan.
·           Barang dalam perjalanan (goods in transit)
Barang yang sedang dikirim oleh penjual kepada pembeli pada akhir periode. Kepemilikan barang dalam perjalanan tergantung dari kesepakatan penjualan (term of sale), seperti berikut:
-            FOB (free on board) shipping point, kepemilikan barang berpindah kepada pembeli ketika barang dikirim oleh penjual. Berarti barang dalam perjalanan adalah milik pembeli;
-            FOB (free on board) destinantion, kepemilikan barang tetap berada di penjual sampai barang sampai di tangan pembeli. Berarti barang dalam perjalanan adalah milik penjual.

·           Sistem pencatatan persediaan
1)         Sistem perpetual
Dalam sistem perpetual, pencatatan dilakukan setiap terjadi transaksi yang berkaitan dengan persediaan. Catatan persediaan dibuat dalam jumlah kuantitas maupun nilai. Sistem perpetual, memungkinkan kita mengetahui jumlah persediaan setiap saat. Ketika terjadi pembelian, akun persediaan akan didebit. Ketika terjadi penjualan, akun persediaan akan dikredit dan akun harga pokok penjualan akan didebit. Penghitungan fisik persediaan dapat juga dilakukan di akhir periode untuk mencocokan jumlah yang ada dalam catatan persediaan.
2)      Sistem periodik
Pada sistem ini, akun persediaan tidak bertambah maupun berkurang karena transaksi pembelian atau penjualan. Penghitungan fisik persediaan di akhir periode mutlak dilakukan untuk mendapatkan jumlah akhir persediaan. Jumlah persediaan akhir kemudian akan dinilai berdasarkan metode rumus biaya yang digunakan. Pembelian dicatat pada akun pembelian dan penjualan dicatat tanpa mengurangi akun persediaan. Harga pokok penjualan dihitung sebagai nilai residual (selisih persediaan awal periode dan pembelian dengan persediaan akhir periode.
Persediaan awal

xxxx
Ditambah : Pembelian kotor :
xxxx


Diskon pembelian
(xxxx)


Retur pembelian
(xxxx)


Pembelian bersih

xxxx
Persediaan tersedia dijual
xxxx
Dikurangi: persediaan akhir
(xxxx)
Harga pokok penjualan
xxxx









Contoh transaksi jual beli barang dan masing-masing pencatatanya di buku pembeli dan buku penjual, baik menurut sistem perpetual maupun sistem periodik.
Tanggal
Transaksi
4 Mei
PT ABC membeli barang dari PT XYZ seharga Rp. 3.800.000 secara kredit dengan term penjualan FOB Shipping point, 2/10, n/30, Harga pokok barang yang dijual adalah Rp. 2.400.000.
8 Mei
PT ABC mengembalikan kepada PT XYZ beberapa barang yang tidak sesuai spesifikasi  senilai Rp. 300.000, harga pokok barang yang dikembalikan adalah Rp. 140.000.
9 Mei
PT ABC membayar biaya angkut barang kepada perusahaan jasa angkut sebesar Rp. 150.000 tunai
14 Mei
PT ABC membayar kepada PT XYZ, dan mendapat diskon . pembayaran diterima oleh PT XYZ tanggal 15 Mei.



Jurnal (dalam ribuan rupiah)


·         Biaya persediaan
            PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 10” Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 33” Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 22” biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 24” biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 22, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang. Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumus dan biaya yang berbeda digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar