Persediaan
PSAK
14 revisi 2008 “paragraf 6” beberapa pengertian istilah yang digunakan dalam
persediaan:
Persediaan
adalah aset:
a.
tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha biasa;
b.
dalam proses produksi
untuk penjualan tersebut; atau Persediaan adalah aset;
c.
dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Nilai realisasi neto
adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian
dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Nilai
wajar adalah jumlah di mana suatu aset dipertukarkan, atau
kewajiban diselesaikan, antara pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam
suatu transaksi yang wajar. Persediaan dalam perusahaan dagang meliputi barang
yang diperjual belikan sedangkan persediaan dalam perusahaan manufaktur
meliputi barang jadi, barang dalam proses, serta bahan baku dan perlengkapan.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 7”: Nilai realisasi
neto mengacu pada jumlah neto yang entitas berharap untuk direalisasi dari
penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar mencerminkan suatu
jumlah dimana persediaan yang sama dapat dipertukarkan antara pembeli dan
penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar. Nilai realisasi neto adalah
nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak bergantung pada nilai khusus
entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan dapat tidak sama dengan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual.
·
Pengukuran Persediaan
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 9” Persediaan
diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih
rendah.
·
Biaya
pembelian
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 11” Biaya
pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali
yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya
pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat
dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
·
Pengungkapan
Persediaan
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 35”
laporan keuangan mengungkapkan:
a)
Kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
b)
total jumlah tercatat
persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi
entitas;
c)
jumlah tercatat
persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
d) jumlah
persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
e)
jumlah setiap penurunan
nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban
dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33;
f)
jumlah dari setiap
pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan
yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada
paragraf 33;
g)
kondisi atau peristiwa
penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan
pada paragraf 33; dan
h)
nilai tercatat
persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
·
Kuantitas
Persediaan
Dalam akuntansi persediaan, kuantitas persediaan
harus dihitung secara akurat. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya
kesalahan memasukan persediaan yang bukan milik perusahaan atau tidak memasukan
persediaan yang dimiliki perusahaan.
·
Barang
dalam perjalanan (goods in transit)
Barang yang sedang dikirim oleh penjual kepada
pembeli pada akhir periode. Kepemilikan barang dalam perjalanan tergantung dari
kesepakatan penjualan (term of sale),
seperti berikut:
-
FOB (free on board) shipping point, kepemilikan barang berpindah kepada pembeli ketika
barang dikirim oleh penjual. Berarti barang dalam perjalanan adalah milik
pembeli;
-
FOB (free on board) destinantion, kepemilikan barang tetap berada di penjual sampai
barang sampai di tangan pembeli. Berarti barang dalam perjalanan adalah milik
penjual.
·
Sistem
pencatatan persediaan
1)
Sistem perpetual
Dalam sistem
perpetual, pencatatan dilakukan setiap terjadi transaksi yang berkaitan dengan
persediaan. Catatan persediaan dibuat dalam jumlah kuantitas maupun nilai.
Sistem perpetual, memungkinkan kita mengetahui jumlah persediaan setiap saat.
Ketika terjadi pembelian, akun persediaan akan didebit. Ketika terjadi
penjualan, akun persediaan akan dikredit dan akun harga pokok penjualan akan
didebit. Penghitungan fisik persediaan dapat juga dilakukan di akhir periode
untuk mencocokan jumlah yang ada dalam catatan persediaan.
2) Sistem
periodik
Pada
sistem ini, akun persediaan tidak bertambah maupun berkurang karena transaksi
pembelian atau penjualan. Penghitungan fisik persediaan di akhir periode mutlak
dilakukan untuk mendapatkan jumlah akhir persediaan. Jumlah persediaan akhir
kemudian akan dinilai berdasarkan metode rumus biaya yang digunakan. Pembelian
dicatat pada akun pembelian dan penjualan dicatat tanpa mengurangi akun
persediaan. Harga pokok penjualan dihitung sebagai nilai residual (selisih persediaan
awal periode dan pembelian dengan persediaan akhir periode.
Persediaan awal
|
xxxx
|
||
Ditambah : Pembelian kotor :
|
xxxx
|
||
Diskon pembelian
|
(xxxx)
|
||
Retur pembelian
|
(xxxx)
|
||
Pembelian bersih
|
xxxx
|
||
Persediaan tersedia dijual
|
xxxx
|
||
Dikurangi: persediaan akhir
|
(xxxx)
|
||
Harga pokok penjualan
|
xxxx
|
Contoh
transaksi jual beli barang dan masing-masing pencatatanya di buku pembeli dan
buku penjual, baik menurut sistem perpetual maupun sistem periodik.
Tanggal
|
Transaksi
|
4 Mei
|
PT ABC membeli barang
dari PT XYZ seharga Rp. 3.800.000 secara kredit dengan term penjualan FOB
Shipping point, 2/10, n/30, Harga pokok barang yang dijual adalah Rp.
2.400.000.
|
8
Mei
|
PT ABC mengembalikan
kepada PT XYZ beberapa barang yang tidak sesuai spesifikasi senilai Rp. 300.000, harga pokok barang
yang dikembalikan adalah Rp. 140.000.
|
9 Mei
|
PT ABC membayar biaya
angkut barang kepada perusahaan jasa angkut sebesar Rp. 150.000 tunai
|
14 Mei
|
PT ABC membayar
kepada PT XYZ, dan mendapat diskon . pembayaran diterima oleh PT XYZ tanggal
15 Mei.
|
Jurnal
(dalam ribuan rupiah)
·
Biaya
persediaan
PSAK
14 revisi 2008 “paragraf 10” Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam
kondisi dan lokasi saat ini.
PSAK
14 revisi 2008 “paragraf 33” Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan
tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan
tersebut.Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai
realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada
periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan
nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui
sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.
PSAK
14 revisi 2008 “paragraf 22” biaya untuk persediaan yang secara umum tidak
dapat ditukar dengan persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang
atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan
berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.
PSAK 14 revisi 2008
“paragraf 24” biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 22, harus
dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP)
atau rata-rata tertimbang. Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap
semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan
yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumus dan biaya yang berbeda
digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar