Minggu, 31 Desember 2017

Mengulang Materi tentang Other Comprehensive Income (Penghasilan Komprehensif Lain)

Salah satu ciri khas dari standar terbaru dalam PSAK  (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) berbasis IFRS (International Financial Reporting Standard) adalah munculnya OCI yang terbentuk dalam suatu transaksi. IFRS merupakan standar Global dimana sebelumnya Indonesia mengacu kepada sistem akuntansi di Amerika. PSAK yang terkait dalam pembahasan mengenai OCI adalah PSAK 10, PSAK 16, PSAK 24. PSAK 50 dan 55.

IFRS sendiri pun memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
  1. Berbasis prinsip (Principles Based)
  2. Banyak menggunakan nilai wajar (Fair Value)
  3. Banyak menggunakan "Professional judgment"
  4. Banyaknya pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan
  5. Perubahan dalam hal nama laporan keuangan
  6. Munculnya perkiraan Penghasilan Komprehensif lain (Other Comprehensive Income-OCI)
Penghasilan Komprehensif lain (Other Comprehensive Income-OCI) dihasilkan berdasarkan kejadian seperti berikut ini:
  • Revaluasi aktiva tetap sesuai dengan PSAK 16 (Aset Tetap) atau Revaluasi aset tak berwujud berdasarkan PSAK 19. Apabila setelah Revaluasi, nilai wajar lebih tinggi dari nilai buku, maka akan menghasilkan OCI pada posisi kredit yang akan menjadi bagian dari ekuitas sebesar selisih nilai wajar yang lebih tinggi dari nilai buku. Apabila nilai wajar lebih rendah dari nilai buku, maka selisihnya akan menghasilkan rugi revaluasi dan akan menjadi bagian laba/rugi bersih. Tidak ada OCI dalam posisi debit untuk hal yang berkaitan dengan PSAK 16.
  • Penjabaran mata uang asing ke mata uang pelaporan berdasarkan PSAK 10 (Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing). Sebagai contoh Perusahaan Induk memiliki Perusahaan Anak di luar negeri yang menggunakan mata uang asing. Pada saat Perusahan anak akan di konsolidasikan, maka laporan keuangan perusahaan anak harus dijabarkan terlebih dahulu ke mata uang pelaporan Perusahaan Induk, selisih kurs hasil penjabaran akan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Ababila untung maka menghasilkan OCI di posisi kredit, namun apabila rugi, akan menghasilkan OCI di posisi debit.
  • Program imbalan pasti sesuai dengan PSAK 24 (Imbalan Kerja) dimana terdapat perubahan asumsi aktuaris terhadap nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program. OCI dalam PSAK 24 dapat bersaldo debit atau kredit.
  • Revaluasi terhadap Investasi tersedia untuk di jual ke nilai pasarnya dan perubahan nilai pasar kontrak lindung nilai arus kas (cash flow hedge) berdasarkan PSAK 50 (Instrumen keuangan: Penyajian) dan PSAK 55 (Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran). OCI dalam PSAK ini dapat bersaldo debit atau kredit.
Pembahasan:


Selasa, 12 September 2017

Fitnes adalah alasan bukan pilihan


Pada zaman sekarang ini dimana semua serba cepat dan semua ingin yang instan banyak hal - hal yang secara tidak sengaja, atau bahkan bisa dibilang terlupakan adalah menjaga kondisi fisik karena tuntutan yang serba cepat dan instan tersebut memaksa kita melakukan banyak hal hanya dengan waktu yang sangat terbatas, atau mungkin merasa kurang. padahal di samping itu, ada hal yang sangat penting yang harus kita jaga dan kita manjakan, yaitu tubuh kita sendiri. Menjaga dan merawatnya adalah salah satu bagian yang perlu bahkan harus dilakukan oleh setiap individu karena jika kita memiliki tubuh yang sehat, fisik yang kuat maka kita akan dapat menjalankan aktivitas sehari hari dengan tanpa hambatan dan yang terpenting adalah kita memiliki aset yang sangat luar biasa yang bisa kita banggakan.

Untuk merawat dan menjaga tubuh serta fisik yang kuat banyak hal yang dapat dilakukan, diantaranya dengan mengkonsumsi makanan makanan yang sehat dengan istilah 4 sehat 5 sempurna dan menghindari makanan makanan yang mengandung kadar lemak berlebihan dan gula yang berlebihan, istirahat yang cukup dengan mengurangi jam bergadang pada malam hari, dan membiasakan untuk olaharaga yang teratur, dengan memakan dan melakukan hal-hal tersebut saja kita sudah bisa menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan fisik yang kuat.........Namun... pada zaman sekarang ini yang semua serba cepat dan instan itu, apa iya dapat melakukan hal tersebut dengan teratur ? melakukan dengan konsisten ?

Sayapun menjawab hal tersebut dengan kata TIDAK, cukup sulid mejaga segalanya dengan teratur dan seimbang, ada kalanya kita terkadang melanggar hal-hal yang seharusnya kita jaga, namun kita abaikan, bisa dari sisi makanan dan sisi olahraga, nah.. kali ini saya akan menitikberatkan pada olahraganya saja. dikala waktu yang sangat rumit dengan kita dikejar sana sisni oleh kerjaan kita, sangat tidak memungkinkan kita untuk bisa berolahraga secara teratur, atau bisa jadi kita justru tidak melakukan aktivitas olahraga sama sekali, meskipun kita merencakanakan weekend saya akan olahraga, namun tidak tertutup kemungkinan weekend adalah hari yang kita gunakan untuk bermalas malasan misalnya tidur seharian, nonton TV seharian dengan ditemani makanan yang manis manis.....bisa saja terjadi kan.... ?


Nah dengan berbagai macam alasan tersebut, maka bagaimana cara kita agar bisa berolahraga secara teratur dan benar ? nah kali ini yang akan saya jelaskan hanya pada pengalaman saya saja, yang sedikit akan saya bagikan, buat saya sangat tidak memungkinkan olahraga teratur, namun saya cukup yakin olahraga saya benar, saya pilih aktivitas olahraga Fitnes saya di tempat GYM, menurut saya disana adalah tempat yang tepat apabila ingin berolahraga, karena disana saya bisa berolahraga sekaligus membentuk tubuh secara idela (jika dilakukan dengan benar). Saya yakin dengan saya fitnes yang benar, maka tubuh kita akan terjaga kesehatannya dan sudah pasti memiliki tubuh yang kuat dan ideal karena didukung dengan aktivitas beban yang terdapat pada GYM. Mengenai waktu yang mepet, saya biasa menyempatkan ke GYM itu dalam 1 minggu minimal 3x, saya rasa itu sudah cukup untuk masa pemulihan otot, nah... cukup mudah kan, jika dikaitkan dengan kesibukan kita sehari hari, saya yakin pasti ada waktu untuk pergi ke GYM untuk menyempatkan berolahraga. dan menurut saya sendiri Fitnes itu adalah pilihan saya dan pilihan yang tepat.


Namun terlepas dari itu, jangan pernah sesekali menganggap aktivitas fitnes ke GYM adalah cara untuk bisa menambah berat badan, atau ingin membuat tubuh menjadi ideal dan enak dipandang.


Hal tersebut sangatlah sangat salah, dikarenakan dengan pemikiran tersebut, kita akan merasa menyesal karena telah memilih fitnes sebagai olahraga kita jika ternyata tidak ada perubahan yang signifikan terjadi pada tubuh kita. dan mungkin meninggalkannya dan menjelek jelekkan aktivitas fitnes tersebut. Karena menurut saya pribadi aktivitas fitnes tersebut adalah olahraga yang tepat untuk orang yang tepat, dan fitnes itu adalah pilihan bukan alasan. Jangan dibalik yaa seperti Fitnes adalah alasan bukan pilihan. Karena sudah ada beberapat teman saya sendiri yang mencoba coba fitnes sebagai olahraganya, namun malah meninggalkannya begitu saja...hahhah sedihh... dan pada akhirnya menjelek jelekan program latihan. Sedihh......orang seperti itu...

Maka akan ada penyesalan dikemudian hari nya.... ^_^

Selasa, 29 Agustus 2017

Strategi Audit Menyeluruh (berbasis ISA)


Langkah - langkah dalam menyusun rencana audit dan strategi audit secara menyeluruh acuannya adalah ISA 300.

Menyusun rencana dan strategi audit adalah bagian dari tahap pertama dalam proses audit, yaitu tahap penilaian risiko (risk assessment). Tujuannya adalah untuk menghasilkan strategi audit dan rencana audit secara menyeluruh, yang diikuti oleh dokumentasi.

Dibawah ini merupakan alinea-alinea dari ISA 300 yang relavan dengan audit dan rencana audit secara menyeluruh;

Alinea 5
Partner yang memimpin penugasan dan anggota-anggota utama (tim inti) wajib dilibatkan dalam perencanaan audit, termasuk merencanakan dan membahasnya dengan anggota-anggota tim audit.

Alinea 7
Auditor wajib menyusun strategi audit secara menyeluruh berisi lingkup, pengaturan waktu dan arahan audit, yang menjadi petunjuk pengembangan rencana audit.

Alinea 8
Dalam menyusun strategi audit secara menyeluruh, auditor wajib:
  1. mengidentifikasi ciri-ciri penugasan yang menjadi acuan bagi lingkup auditnya;
  2. memastikan tujuan pelaporan dalam penugasan ini untuk merencanakan pengaturan waktu audit dan sifat komunikasi yang harus dilakukan;
  3. memperhitungkan faktor-faktor yang dalam kearifan profesionalnya (judgment auditor), penting untuk mengarahkan upaya-upaya tim;
  4. memperhitungkan hasil dari kegiatan-kegiatan pra-penugasan ini, termasuk menentukan apakah pemahaman yang diperoleh partner penugasan dari penugasan lain, memang relavan bagi entitas ini;
  5. memastikan sifat, waktu dan luasnya sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan penugasan ini.
Alinea 9
Auditor wajib mengembangkan rencana audit yang akan memasukan penjelasan mengenai;
  • sifat, waktu dan luasnya prosedur penilaian risiko yang direncanakan, sebagaimana ditetapkan dalam ISA 315;
  • sifat, waktu dan luasnya prosedur audit selanjutnya yang direncanakan, sebagaimana ditetapkan dalam ISA 330;
  • prosedur audit lainnya yang direncanakan yang diwajibkan agar penugasan audit ini sesuai dengan ISAs.
    Alinea 10
    Auditor wajib memutakhirkan dan mengubah strategi audit dan rencana audit secara menyeluruh, jika diperlukan, selama proses audit berlangsung.

    Alinea 11
    Auditor wajib merencanakan sifat, waktu dan luasnya arahan dan menyupervisi anggota tim serta meriviu pekerjaan mereka.

    Alinea 15
    Auditor wajib merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme profesional dengan menyadari bahwa mungkin ada situasi dimana laporan keuangan dapat di salahsajikan secara material.







      Jumat, 18 Agustus 2017

      1 - Pengaruh Tekanan Tenggat Waktu, Kompleksitas tugas dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit

      Masalah Penelitian

      Latar belakang masalah

      Dalam perkembangan lingkungan bisnisyang semakin kompetitif saat ini, membuat persaingan antar perusahaan semakin tinggi diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola perusahaan membutuhkan jasa akuntan, khususnya jasa akuntan publik. Akuntan dalam hal ini adalah auditor yaitu suatu profesi yang salah satu tugasnya melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai SAK ( Standar Akuntansi Keuangan ) atau PABU ( Prinsip Akuntansi Berterima Umum )

      Laporan keuangan merupakan salah satu media yang paling penting dalam pencarian informasi dan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menilai posisi keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan ekonomis, laporan keuangan tersebut tentunya juga berisi informasi tentang kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan, diantaranya pemilik perusahaan itu sendiri, pengelola perusahaan, kreditur, debitur, investor, pemerintah, masyarakat umum, dan pemangku kepentingan secara luas yang kita kenal dengan istilah stakeholders. Pemakai laporan keuangan tidak hanya pihak internal perusahaan tetapi juga pihak eksternal perusahaan.

      Mengingat banyaknya pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut haruslah wajar dalam artian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dapat dipercaya, dan tidak menyesatkan bagi pemakainya sehingga kebutuhan masing-masing pihak yang berkepentingan dapat dipenuhi.

      Hubungan antara pemilik dan pengelola perusahaan agaknya sulit tercipta dengan harmonis karena adanya kepentingan yang saling bertentangan (Conflict of Interest). Tarik menarik kepentingan antara pemilik dan pengelola tersebut kita kenal sebagai Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Ketergantungan pihak eksternal pada angka akuntansi, kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dan tingkat AI yang tinggi, menyebabkan keinginan besar bagi manajer untuk memanipulasi kerja yang dilaporkan untuk kepentingan diri sendiri (Arifin, 2005).

      Namun demikian, kesadaran akan pentingnya laporan keuangan bagi pemangku kepentingan tersebut dirasakan masih jauh dari kata sempurna. Hal ini terjadi karena banyaknya kasus manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, diantaranya dengan menyajikan saldo piutang yang tidak falid, menyajikan penjualan fiktif dan masih banyak lagi tingkatan manipulasi yang dilakukan manajemen perusahaan dalam mempercantik laporan keuangannya. Dalam hal ini bukan hanya stakeholders yang dapat di rugikan, namun dapat melibatkan profesi seorang akuntan. Dimana akuntan adalah profesi yang keberadaannya sangat tergantung dengan adanya kepercayaan dari masyarakat yang menggunakan jasanya.

      Banyak orang yang mempertanyakan bagaimana akuntan mempertahankan kredibilitasnya dalam pembuatan laporan keuangan dan bagaimana kualitas audit yang dihasilkan auditor untuk mempertanggungjawabkan pendapat atau opininya atas kewajaran laporan keuangan tersebut, dan kasus-kasus tersebut juga akan dapat menimbulkan asumsi dikalangan stakeholders yang masih beranggapan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan relatif tidak relevan, sehingga tidak dapat diandalkan sebagai landasan dalam membuat keputusan ekonomi mereka.

      Dengan adanya fenomena tersebut, maka transparansi menjadi sebuah “harga mati” agar tak timbul konflik antara pemilik dan pengelola perusahaan, serta pemangku kepentingan secara keseluruhan Maka, penyajian informasi akuntansi yang berkualitas, lengkap dan tepat waktu dalam pelaporan keuangan sangat diperlukan. Hal ini akan memberikan manfaat yang optimal bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

      Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah seperti departemen-departemen, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Dirjen pajak. Sedangkan auditor swasta adalah auditor independent yang bekerja di sebuah Kantor Akuntan Publik atau auditor internal di sebuah perusahaan.  Dengan berprofesi sebagai auditor, seseorang dari bidang akuntansi dapat menerapkan ilmu dan teori yang di dapat di perguruan tinggi ke dunia nyata. Namun selain hal positif di atas, banyak orang yang mempunyai persepsi yang negatif tentang profesi tersebut. Selain kompleks, pekerjaan auditor tidak kenal waktu, selalu dengan tingkat kesibukan waktu yang sangat tinggi. Hal ini dapat menimbulkan tekanan tersendiri bagi auditor. Auditor dituntut harus memiliki kemampuan untuk menghadapi tekanan ini dan menyelesaikan semua pekerjaan yang ada dalam waktu terbatas (Margheim et al, 2005).

      Akuntan publik yang berperan sebagai auditor memiliki posisi yang sangat penting karena auditor bertugas untuk melakukan verifikasi atas semua hal yang terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan. Maka dari itu, kualitas dari suatu audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) menjadi sorotan penting bagi para pemakai laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya.

      Kualitas Audit yang baik, diukur dari ketaatan proses audit pada standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bentuk International Standards on Auditing (ISA) yang mulai diadopsi pada atau setelah 1 Januari 2013. Namun selain standar audit yang harus dipatuhi, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi akuntan yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kualitas pekerjaan yang auditor hasilkan berhubungan langsung dengan kualifikasi keahlian (kompetensi), ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan dan sikap independensinya terhadap klien.

      Namun pada umumnya, auditor sering bekerja dalam tekanan keterbatasan waktu. Anggaran waktu audit yang tidak terlalu ketat dan kaku sangat diperlukan bagi auditor untuk dapat melaksanakan tugasnya menghasilkan audit yang berkualitas. Tekanan anggaran waktu yang terjadi pada auditor seringkali berpengaruh pada tingkat stres individual yang muncul dari ketidakseimbangan antara waktu yang tersedia dengan tugas yang diembannya, dan akan dapat mengancam kualitas audit yang akan dihasilkannya. Hal ini dimungkinkan karena dapat tekanan anggaran waktu berpotensi membuat sang auditor melakukan hal yang tidak sebagaimana mestinya seperti penurunan tingkat pendeteksian dan penyelidikan aspek kualitatif salah saji.

      Auditor dalam masa penugasannya juga sering dibebankan oleh suatu tugas yang kompleks. Kompleksitas tugas yang dimaksud yaitu seberapa sering dan bermacamnya tugas yang dilaksanakan oleh auditor atau banyaknya informasi yang tidak relevan. Meningkatnya kompleksitas tugas dalam masa penugasan, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Sedangkan dalam kegiatan audit, peningkatan kompleksitas audit ini dapat membuat auditor cenderung lebih memperhatikan tugas-tugas yang lebih dominan, bahkan dalam keadaan tertekan oleh kompleksitas tugas dimungkinkan auditor akan berperilaku disfungsional yang akan dapat menurunkan kualitas audit yang dihasilkannya.

      Faktor lain yang juga penting dalam mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman. Pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama, benda, alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman. Jangka waktu bekerja seseorang sebagai auditor menjadi bagian penting yang mempengaruhi kualitas audit. Dengan bertambahnya waktu bekerja auditor maka akan diperoleh pengalaman baru.

      Berbagai penelitian tentang kualitas audit telah banyak dilakukan, antara lain menyebutkan bahwa kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu dan pengalaman auditor yang dimoderasikan dengan pemahaman terhadap sistem informasi dapat mempengaruhi kualitas audit. Tingginya kompleksitas audit dapat menyebabkan auditor berperilaku disfungsional sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas audit (Andin dan Priyo, 2007).

      Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Penelitian mengenai kualitas audit ini juga penting bagi para pemakai jasa audit, yakni untuk menilai sejauh mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya. Dan bagi para pemakai laporan keuangan, pengetahuan mengenai kualitas audit itu sendiri juga dirasakan penting mengingat auditor menyatakan pendapat yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan atas kewajaran dari suatu laporan keuangan.

      Berdasarkan uraian diatas dan tertarik untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang lebih sempit mengenai kualitas audit yaitu pada kantor akuntan publik di Jakarta dalam bentuk penelitian dengan judul: PENGARUH TEKANAN TENGGAT WAKTU, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta.

      Rumusan masalah pokok penelitian
      Atas dasar latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah pokok penelitian ini adalah “Apakah terdapat Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit?”

      Spesifikasi masalah pokok penelitian
      Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut:
      1. Apakah terdapat pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit;
      2. Apakah terdapat pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit?
      3. Apakah terdapat pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit?

      Tujuan penelitan
      Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah untuk  mengetahui/menguji:

      1. Pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit.
      2. Pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit.
      3. Pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit.

      Satu Lagi Pergi ~


      Satu lagi pergi
      Sebuah kalimat yang rasanya tak harus terjadi namun berlalu dengan sebuah pertimbangan yang sangat penting...
      Entah dgn apapun alasan yg terucap...
      Tetap saja jika tekat sudah menyatu dgn raga, maka tak ada apapun yang dapat menghalangi...
      Sebuah raga pergi dari lingkaran yang rapi, adalah pilihan tegar dari hati yang tertutup rapi.
      Namun namamu tetap akan di kenang dengan kebiasaan yang pernah dan telah kau tinggalkan di sekitarmu.
      Karena tak ada setangkai mawar yang wangi nya bertahan sepanjang masa, namun tetaplah orang tau kalau mawar itu wangi.

      Tentang Hujan


      Hujan
      maafkan aku yang kini telah beranjak dewasa
      Hujan
      maafkan aku yang kini takut akan kedatanganmu, bahkan aku berlari mencari tempat bernaung jika kau hadir menyapaku
      Kini aku takut bersentuhan langsung denganmu, hanya tampiasmu yang sesekali menggodaku mengajak bermain seperti dulu...
      Tanpa rasa takut dan cemas, dulu aku selalu menyambut kehadiranmu tatkala langit mulai memberi isyarat dengan sesekali gemuruhnya dan ku sambut dengan tawa riang..
      Berlari kian kemari dibawah rintikanmu, tak peduli dan tak ada rasa takut akan bajuku yang basah kuyup kau buat yang berakhir pada omelan mamaku yang lantang..
      Namun aku tetap bahagia bermain denganmu....tawa riang selalu mengiringi tiap tetasan yang jatuh ke bumi ini......

      Namun kini aku tlah dewasa..
      Kini aku takut berjumpa denganmu
      Jangankan sentuhan sejukmu
      Mendengar Isyarat kehadiranmu saja aku sudah berlari...



      Senin, 31 Juli 2017

      Analisis Fundamental Perusahaan


      Apa itu Analisis Fundamental?

      Analisis Fundamental atau Fundamental Analysis adalah teknik analisa yang memperhitungkan berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industri, analisis ekonomi dan pasar makro-mikro. Dari sini dapat diketahui apakah perusahaan tersebut masih sehat atau tidak. Dari pengecekan tersebut, investor dapat mengetahui mana perusahaan yang dalam kondisi baik dan bisa dipilih untuk investasi.

      Siapa yang menggunakan Analisis Fundamental?

      Umumnya pengguna Analisis Fundamental adalah investor, terutama investor saham jangka panjang.

      Untuk dapat mengambil keputusan dalam bidang keuangan, seseorang harus memahami informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

      Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai berita, data ekonomi, dan laporan keuangan yang dirilis oleh emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
      • Berita perusahaan bisa didapatkan dari koran, media elektronik
      • Data ekonomi bisa didapatkan dari rilis Badan Pusat Statistik atau Bank Indonesia.
      • Data laporan keuangan perusahaan dirilis oleh emiten setiap 3 bulan sekali (kuartalan). Bisa didapatkan di website perusahaan masing-masing atau di website Bursa Efek Indonesia
      Manfaat analisis fundamental
      • Membuat penilaian saham suatu perusahaan
      • Membuat perkiraan kinerja suatu emiten dalam beberapa tahun ke depan
      • Mengevaluasi manajemen suatu emiten dan keputusan yang diambilnya
      Pemahaman atas laporan keuangan diperlukan karena
      1. Laporan keuangan tidak disertai dengan petunjuk untuk mambacanya,
      2. Dapat memudahkan komunikasi antara pihak di internal maupun dengan eksternal perusaaan,
      3. Memudahkan pengambilan keputusan

      Melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan perusahaan dari kinerja usaha yang dilakukan dengan menggunakan analisa rasio keuangan. Hal ini akan membantu dalam mengidentifikasi kinerja perusahaan pada periode lalu.

      Pengukuran  kinerja suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya terkadang sulid dilakukan hal ini di sebabkan karena adanya perbedaan skala, jenis usaha, mata uang, waktu atau perubahan orientasi bisnisnya.

      Ada empat pendekatan untuk mengetahui kinerja keuangan, yaitu :
      1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan (Comparative Financial Statement Analysis) – Analisis horizontal,
      2. Analisis Common size (Analisis vertikal),
      3. Analisis Rasio
      4. Analisis Arus Kas
      Rasio keuangan biasanya berhubungan dengan lima aspek utama:
      Analisa rasio juga merupakan cara untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan sebuah perusahaan, antaranya;
      • Rasio likuiditas
      • Rasio pengelolaan aset
      • Rasio pengelolaan hutang
      • Rasio keuntungan
      • Rasio harga pasar
      Empat pendekatan tersebut, dapat dikelompokan menjadi:
      • Analisis Statis, yaitu untuk satu periode saja,
      • Analisis Dinamis, yaitu antar waktu, tujuannya untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.

      Minggu, 23 Juli 2017

      Estimasi Akuntansi


      Materi ini ini membahas mengenai prosedur audit yang berhubungan dengan audit atas estimasi akuntansi (accounting estimates), termasuk audit atas estimasi akuntansi dengan nilai wajar (fair value accounting estimates) dan disclosures atau pengungkapannya dalam laporan keuangan. Pembahasan ini mengacu kepada ISA 540.

      Audit atas estimasi akuntansi tersebar di ketiga tahap dalam proses audit :

      Tahap Risk Assessment (Penilaian Risiko)
      • Estimasi akuntansi apa saja yang diperlukan dalam laporan keuangan?
      • Bagaimana estimasi ini dibuat? Berapa signifikannya estimasi ini?
      • Apakah auditor memerlukan bantuan tenaga ahli?
      • Berapa akuratnya estimasi di tahun yang lalu?
      • Apakah ada bukti mengenai biasnya manajemen dalam proses estimasi?
      • Berapa besarnya ketidakpastian proses estimasi ini?
      Tahap Risk Response (Menanggapi Risiko)
      • Apakah estimasi dibuat dengan cara yang benar, dengan metodologi yang konsisten?
      • Apakah bukti pendukung untuk melakukan estimasi dapat diandalkan?
      • Apakah ada bukti tentang terjadinya kecurangan?
      Tahap Reporting (Pelaporan)
      • Apakah disclosures mengenai estimasi akuntansi dalam laporan keuangan (sudah) sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan?
      • Jika hal ini merupakan risiko yang signifikan, ketidakpastian proses estimasi diungkapkan (sebagai disclosure dalam laporan keuangan)?
      • Peroleh representasi manajemen.
      Tujuan auditor ditegaskan dalam ISA 540 alinea 6:

      Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah:
      1. Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai wajar, dalam laporan keuangan, yang diakui atau yang diungkapkan, adalah wajar; dan
      2. Pengungkapan atau disclosures (yang berkaitan dengan estimasi akuntansi) dalam laporan keuangan (sudah) cukup, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
      Estimasi Akuntansi-istilah lain:

      Untuk keperluan ISAs, istilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan di bawah.
      1. Accounting estimate - Nilai yang mendekati suatu nilai uang, yang digunakan jika tidak ada pengukuran yang tepat. Istilah estimasi ini digunakan untuk jumlah (uang) yang diukur dengan nilai wajar (fair value) di mana ada ketidakpastian dalam estimasi (estimation uncertainty), maupun jumlah-jumlah lain yang memerlukan estimasi. Dalam hal ISA hanya membahas estimasi akuntansi (accounting estimates) dengan pengukuran nilai wajar, istilah "fair value accounting estimates" ("estimasi akuntansi nilai wajar") yang digunakan.
      2. Auditor's point estimate - atau auditor's range-Jumlah, atau rentang jumlah, yang diambil dari bukti audit untuk digunakan dalam mengevaluasi management's point estimate.
      3. Estimation uncertainty - Kerentanan estimasi akuntansi dan disclosures (pengungkapan) terkait dengan estimasi akuntansi itu karena ketiadaan presisi yang melekat dalam pengukuran (pada setiap estimasi).
      4. Management - bias-Tidak netralnya manajemen dalam membuat atau menyiapkan informasi.
      5. Management's point estimate - Jumlah yang dipilih manajemen untuk pengakuan (terhadap) atau disclosure (mengenai) estimasi akuntansi.
      6. Outcome of an accounting estimate - Jumlah/nilai uang sebenarnya dari penyelesaian transaksi, peristiwa, atau kondisi yang mendasari estimasi akuntansi.
      Beberapa item dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat dan karenanya, harus diestimasi atau diperkirakan jumlahnya. Estimasi akuntansi beraneka ragam tingkat kerumitannya, dan berkisar dari yang paling sederhana (seperti net realizable values atau nilai yang dapat direalisasi untuk persediaan barang dan piutang dagang) sampai yang lebih kompleks (seperti dalam hal pendapatan yang harus dicatat dari kontrak jangka panjang dan kewajiban di masa yang akan datang dalam hal produk yang dijual dengan jaminan tertentu). Estimasi sering kali melibatkan banyak analisis data historis dan data tahun berjalan, dan prakiraan (forecasting) mengenai peristiwa di kemudian hari seperti transaksi penjualan.

      Pengukuran estimasi akuntansi bisa berbeda-beda tergantung ketentuan yang ditetapkan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan item dalam laporan keuangan.

      Tujuan pengukuran dari suatu estimasi bisa untuk :
      1. membuat prakiraan atau forecast mengenai outcome satu atau lebih transaksi, peristiwa, atau kondisi yang menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat; atau,
      2. menentukan nilai dari transaksi berjalan atau item laporan keuangan berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal pengukuran, seperti taksiran harga pasar (estimated market price) dari suatu jenis aset atau kewajiban tertentu. Ini dapat meliputi pengukuran nilai wajar (fair value measurements).
      Risiko salah saji yang material karena estimasi sering kali didasarkan pada tingkat ketidakpastian estimasi (estimation uncertainty) dalam membuat estimasi.

      Dengan kearifan profesionalnya, auditor harus menentukan apakah estimasi akuntansi dengan ketidakpastian estimasi yang tinggi mengandung risiko yang signifikan. Jika auditor mengidentifikasi adanya risiko yang signifikan, ia juga harus memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas, termasuk kegiatan pengendalian.

      Ketika bukti audit sudah diperoleh, kewajaran estimasi dievaluasi dan luasnya salah saji diidentifikasi;
      • Dalam hal bukti mendukung suatu point estimate, perbedaan antara auditor's point estimate dan management's point estimate merupakan suatu salah saji,
      • Dalam hal auditor menyimpulkan bahwa dengan menggunakan auditor's range of reasonableness (kisaran yang  menurut auditor adalah wajar) memberikan bukti audit yang cukup dan tepat, maka management's point estimate di luar kisaran tersebut tidaklah didukung oleh bukti audit. Dalam hal itu, salah saji tidak lebih kecil dari perbedaan antara management'spoint estimate dan titik terdekat dari kisaran perkiraan auditor.
      Perbedaan antara hasil akhir dari suatu estimasi akuntansi dan jumlah yang semula diakui dan diungkapkan dalam laporan keuangan tidak serta-merta merupakan salah saji. Ini sering terjadi dalam fair value accounting estimates, di mana hasil akhir dipengaruhi oleh peristiwa atau kondisi sesudah  tanggal pengukuran untuk tujuan penyajian laporan keuangan.

      Sumber:

      Theodorus M. Tuanakotta. 2012. Audit Berbasis ISA. Jakarta: Salemba Empat.

      Rabu, 19 Juli 2017

      Kepada ~ 1

      Kepada mentari yang tegar menyapaku setiap pagi dengan damai
      Kepada embun pagi yang selalu sejuk tiap kehadirannya
      Kepada matahari yang selalu menyaksikan perjalananku
      Kepada bulan yang setia bisu merangkum keluhanku
      Dan tiupan angin malam yang datang dari utara
      Lantunan musik syahdu ini kian meresap
      Maka izinkan diriku untuk memulai cerita baru dengannya.....

      Senja, 19-07-2017.. lt. 35-

      Selasa, 07 Februari 2017

      Kalah Lelah Pantang Menyerah


      Kalah
      Aku pernah mengecap rasa pahit dari sebuah kekalahan yang menikamku kala keinginanku tak bisa tercapai seperti yang diharapkan. Rasa kecewa yang hadir mengikat langkahku untuk berlari mengejar apa yaang tertinggal. Yang kenyataannya seperti menelan pil pahit tanpa seteguk air.
      Lelah
      Aku pernah merasakan lelah yang datang menghimpit pundakku, kaki seperti terseret-seret pada hamparan bumi yang luas. Rasa lelah yang membuat sekujur tubuh bermandikan keringat di siang yang terik, serangan kantuk kala malam tiba saat tugas duniaku belum sepenuhnya terlaksana.
      Pantang menyerah
      Aku pernah kalah aku pernah lelah namun aku tidak pernah berkefikiran untuk menyerah, selagi jiwa dan raga ini diberi kekuatan oleh sang pencipta sepertinya terlalu sombong jika aku berhenti berjuang hanya karna kalah dan lelah, selagi aku berjalan pada titian yang benar, aku yakin hasilnya tidak akan mengecewakan kelak.

      Senin, 06 Februari 2017

      1 hari setelah kemarin

      Selamat Malam
      Kepada serangkaian bintang dilangit
      Kepada bulan yang sinarnya mulai tertutup awan sesekali
      Kepada angin yang berbembus dari utara
      Kepada semut semut hitam yang berjalan beriringan di tepi tembok...
      Aku ingin mengungkapkan sesuatu bahwa kemarin adalah hari yang tak pernah direncanakan terjadi dalam rangkaian ceritaku, yang terjadi secara dadakan.
      Malam
      Aku ingin mengulang cerita tanpa rencana tersebut
      Dan jadikan sebuah kisah tanpa kenangan yang akan hilang terbawa angin.
      Jakarta. 6 - 2 - 2017

      Rabu, 18 Januari 2017

      Biaya Berdasarkan Proses

      Perusahaan memilih sistem perhitungan biaya produk sebagian berdasarkan pada sifat produk-produk yang mereka produksi dan para pelanggan yang mereka layani. Ketika sebuah perusahaan memproduksi produk atau melakukan jasa sesuai dengan permintaan pelanggan dan dalam jumlah yang terbatas, perusahaan tersebut akan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Sebaliknya, perusahaan yang memproduksi produk dalam proses aliran yang berkelanjutan atau dalam kumpulan output, dimana setiap unitnya pada dasarnya adalah sama dengan yang lainnya,maka umumnya menggunakan metode perhitungan biaya berdasarka proses.

      Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dan berdaarkan proses mengakumulasikan biaya-biaya dengan komponen biaya dalam setiap departemen produksinya. Akan tetapi kedua sistem tersebut menetapkan biaya-biaya ke output departemental secara berbeda.

      Dalam sistem berdasarkan pesanan, biaya-biaya ditetapkan ke pekerjaan-pekerjaan tertentu dan kemudian jika mungkin ke unit-unit yang terkandung didalam pekerjaan.

      Perhitungan biaya berdasarkan proses menggunakan sebuah teknik rata-rata untuk menetapkan biaya-biaya secara langsung ke unit-unit yang telah di produksi selama periode tersebut.

      Dalam kedua sistem, biaya-biaya per unit di pindahkan saat barang dipindahkan dari satu departemen ke departemen selanjutnya sehingga total biaya produksinya dapat diakumulasikan.

      Menetapkan biaya-biaya ke unit-unit produksi membutuhkan penggunaan dari sebuah proses rata-rata. Dalam situasi yang paling mudah, sebuah biaya per unit aktual produk ditentukan dengan membagi periode biaya produksi departemental dengan periode kuantitas produksi departemental yang dapat digambarkan dengan formula berikut:


      Biaya produksi : Pembilang

      Formula pembilang didapatkan dengan mengakumulasikan biaya-biaya departemental yang terjadi dalam sebuah periode tunggal. Karena kebanyakan perusahaan membuat lebih dari satu jenis produk, biaya-biaya harus diakumulasikan dengan produk di dalam setiap departemen. Akumulasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari akun persediaan barang dalam proses (WIP) untuk setiap produk atau akun pengendali persediaan barang dalam proses (WIP) tunggal yang didukung oleh buku besar pembantu yang rinci dan mengandung informasi produk yang spesifik.

      Gambar berikut menunjukan sumber dokumen yang digunakan untuk membuat penetapan biaya awal pada departemen produksi selama sebuah periode. Biaya-biaya ditetapkan ulang pada akhir periode (biasanya setiap bulan) dari departemen ke unit yang telah diproduksi. Saat barang-barang dipindahkan dari satu departemen ke departemen selanjutnya, biaya produksi departemental yang berhubungan juga ikut dipindahkan. Ketika produk-produk telah terselesaikan, biaya-biayanya dipindahkan dari persediaan barang dalam proses (WIP) ke persediaan barang jadi (FG).

      Biaya bahan baku langsung dapat diukur dari slip permintaan bahan; biaya tenaga kerja langsung dapat ditentukan dari kertas kerja pegawai dan tarif upah untuk periodfe tersebut.

      Biaya overhead harus dialokasikan ke output.  Jika total biaya overhead secara relatif konstan dari periode ke periode dan volume produksi secara relatif tetap dari waktu ke waktu, biaya-biaya overhead aktual mungkin digunakan untuk perhitungan biaya produk. Jika tidak, menggunakan biaya overhead aktual untuk perhitungan biaya produk akan memberikan hasil dalam biaya per unit yang berubah-ubah (berfluktuasi) dan oleh karenanya, tarif pembebanan yang telah ditentukan menjadi lebih tepat.


      Kuantitas produksi : Penyebut

      Penyebut dalam formula biaya per unit menunjukan total produksi departemental untuk periode tersebut. Jika semua unit telah 100 persen terselesaikan pada akhir setiap periode akuntansi, unit unit dapat dengan mudah dihitung untuk mendapatkan penyebutnya.

      Dalam proses produksi umumnya, bagaimanapun, sebagian unit unit yang telah terselesaikan terdiri dari persediaan barang dalam proses pada akhir periode dan menjadi persediaan awal barang dalam proses yang sebagian telah terselesaikan untuk periode selanjutnya.

      Perhitungan biaya berdasarkan proses menetapkan biaya-biaya ke kedua unit - unit yang telah terselesaikan sepenuhnya dan telah terselesaikan sebagian dengan mengubah secara matematis sebagian dari unit-unit yang telah terselesaikan ke keseluruhan unit yang ekuivalen.

      Pemeriksaan fisik unit persediaan akhir barang dalam proses diperlukan untuk menentukan proporsi dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan pekerjaan overhead yang telah terjadi selama periode barjalan. Seratus persen dikurang proporsi ini menggambarkan proporsi dari pekerjaan untuk diselesaikan dalam periode yang akan datang.

      Unit Produksi Ekuivalen

      Unit-unit pada umumnya mengalir melalui sebuah departemen produksi dalam urutan firs-in first-out. Barang-barang yang tidak terselesaikan pada akhir periode sebelumnya terselesaikan pertama dalam periode yang berjalan saat ini, kemudian unit-unit dimulai dan diselesaikan selama periode berjalan, dan pada akhirnya beberapa unit telah dimulai tetapi tidak terselesaikan selama periode berjalan.

      Karena usaha berproduksi memberikan manfaat beraneka ragam unit-unit yang berbeda, produksi tidak dapat diukur dengan menghitung semua unit. Para Akuntan menggunakan sebuah konsep yang biasa disebut dengan unit produksi ekuivalen untuk mengukur kuantitas dari produksi yang dicapai selama sebuah periode.

      Unit Produksi Ekuivalen - Equivalent Units of Production (EUP), merupakan perkiraan jumlah keseluruhan unit dari output yang dapat diproduksi selama sebuah periode dari usaha yang sebenarnya dikeluarkan selama periode tersebut.

      Contoh : PT A tidak memiliki persediaan barang dalam proses pada 1 November, selama bulan November perusahaan tersebut telah memproses 220.000 unit: 200.000 unit telah terselesaikan sepenuhnya dan 20.000 unit terselesaikan 40 persen pada akhir periode. EUP untuk periode tersebut adalah:


      Metode Rata-rata Tertimbang dan Metode First-in First-out dalam Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses

      Kedua metode akuntansi untuk arus biaya dalam perhitungan biaya berdasarkan proses adalah:

      1. Rata-rata Tertimbang
      Menghitung biaya rata-rata tunggal per unit dari gabungan persediaan barang dalam proses awal dan produksi periode berjalan.

      2. FIFO
      Memisahkan persediaan awal barang dalam proses dan produksi di periode berjalan juga biaya biayanya sehingga biaya periode berjalan per unit dapat dihitung.

      Metode-metode tersebut merefleksikan cara dimana arus biaya diasumsikan terjadi didalam proses produksi. Didalam sebuah cara yang sangat umum, pendekatan-pendekatan perhitungan biaya berdasarkan proses ini dapat dihubungkan dengan metode arus biaya yang digunakan dalam akuntansi keuangan.

      Satu tujuan dari sistem perhitungan biaya adalah untuk menentukan sebuah biaya produk untuk digunakan pada laporan keuangan. Ketika barang-barang dipindahkan dari persediaan barang dalam proses ke persediaan barang jadi (atau departemen lainnya), sebuah biaya harus ditetapkan ke barang-barang tersebut. Sebagai tambahan, pada akhir periode manapun, sebuah nilai harus ditetapkan ke barang-barang yang hanya terselesaikan sebagian dan masih berada dalam persediaan barang dalam proses. Penetapan dari kedua harga pokok produksi dan harga persediaan akhir barang dalam proses membutuhkan spesifikasi metode arus biaya proses (WA atau FIFO).





      Selasa, 10 Januari 2017

      Jarak dan Cuaca


      Jarak dan cuaca masih menjadi alasan yang sama buatmu
      Bukankah jarak itu ada karna kita saling kenal ? Dan sepakat bukan menjadi halangan untuk kita ?
      Namun kini ada hal baru menjadi pertimbanganmu dan tidak kalah menarik yaitu cuaca. Apa aku harus menunggu hujan reda, atau diluar masih panas? Yang selalu terjadi adalah tunggu sebentar.
      Mana mungkin aku menyalahkan kesepakatan tentang jarak yang kita ciptakan ? Dan apa mungkin aku menyalahkan cuaca ciptaan semesta ?
      Seharusnya jarak dan cuaca bisa jadi bahan perbincangan yang unik kala senja tiba


      Jakarta 10-1-2017....Senja

      Selasa, 03 Januari 2017

      Ruang Hampa

      Ada burung yang tak ditakdirkan dikurung
      Bulu-bulu mereka terlalu letih
      Dan saat mereka terbang pergi
      Lihat mereka gembira, kau sadari
      Bahwa mengurung mereka adalah dosa
      Tapi tetap saja..
      Tempat tinggalmu itu lebih seperti ruang hampa...

      __________________________________________________________

      Minggu, 01 Januari 2017

      Selamat mengarungi Tahun 2017


      Sejauh apa kalian melangkah ?
      Secepat apa kalian berlari ?
      Sekencang apa kalian berteriak ?
      Lalu sebanyak apa rencana yang kau bayangkan ?
      Lupakah bahwa semua itu membutuhkan waktu yang rumit ?
      Dan sering kali terperangkap belenggu kesiasiaan ?
      Yang sebenarnya kalian hanya berjalan di tempat sepi yang penuh ketakutan dan terkadang teriakanmu itu kau keluarkan hanya untuk hiburan dirimu sendiri '.
      Percayalah jalan sepi ini akan hilang dengan tanpa kau harus melangkah jauh, dengan tanpa kau berlari kencang, dengan tanpa berteriak, namun hanya dengan keyakian mu yang kukuh, dan rasa percaya diri yang kuat diiringi rasa pantang menyerah yang akan membawamu terlepas dan tersenyum.
      Maka rencana bukan hanya dalam bayangan. ☺

      Selamat mengarungi tahun 2017

      -Jakarta, 1 Januari 2017, diatas Loteng-