Jumat, 23 Januari 2015

ASET TETAP

Aset tetap pada awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

Selanjutnya aset tetap disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali tanah. Jumlah aset tetap yang dapat disusutkan dialokasikan secara sistematis semasa manfaatnya. Penyusutan diakui sebagai beban periode berjalan. Perusahaan juga diizinkan untuk menyajikan nilai aset tetap pada laporan posisi keuangan sesuai dengan harga pasarnya (revaluasi) asalkan dijalankan secara konsisten.

Aset tetap adalah aset berwujud yang :
  1. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
  2. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, misalnya PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham.

Jumlah tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya.

Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.

Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas.

Nilai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.

Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.

Umur Manfaat adalah:

  • Periode suatu aset yang di harapkan dapat digunakan oleh entitas;
  • Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas.
















PERSEDIAAN

Persediaan 

PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 6” beberapa pengertian istilah yang digunakan dalam persediaan:
Persediaan adalah aset:
a.         tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b.        dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau Persediaan adalah aset;
c.         dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Nilai wajar adalah jumlah di mana suatu aset dipertukarkan, atau kewajiban diselesaikan, antara pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar. Persediaan dalam perusahaan dagang meliputi barang yang diperjual belikan sedangkan persediaan dalam perusahaan manufaktur meliputi barang jadi, barang dalam proses, serta bahan baku dan perlengkapan.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 7”: Nilai realisasi neto mengacu pada jumlah neto yang entitas berharap untuk direalisasi dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar mencerminkan suatu jumlah dimana persediaan yang sama dapat dipertukarkan antara pembeli dan penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar. Nilai realisasi neto adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak bergantung pada nilai khusus entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan dapat tidak sama dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
·           Pengukuran Persediaan
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 9” Persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
·           Biaya pembelian
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 11” Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
·           Pengungkapan Persediaan
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 35” laporan keuangan mengungkapkan:
a)        Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
b)        total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas;
c)        jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
d)       jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
e)        jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33;
f)         jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33;
g)        kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33; dan
h)        nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

·           Kuantitas Persediaan
Dalam akuntansi persediaan, kuantitas persediaan harus dihitung secara akurat. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kesalahan memasukan persediaan yang bukan milik perusahaan atau tidak memasukan persediaan yang dimiliki perusahaan.
·           Barang dalam perjalanan (goods in transit)
Barang yang sedang dikirim oleh penjual kepada pembeli pada akhir periode. Kepemilikan barang dalam perjalanan tergantung dari kesepakatan penjualan (term of sale), seperti berikut:
-            FOB (free on board) shipping point, kepemilikan barang berpindah kepada pembeli ketika barang dikirim oleh penjual. Berarti barang dalam perjalanan adalah milik pembeli;
-            FOB (free on board) destinantion, kepemilikan barang tetap berada di penjual sampai barang sampai di tangan pembeli. Berarti barang dalam perjalanan adalah milik penjual.

·           Sistem pencatatan persediaan
1)         Sistem perpetual
Dalam sistem perpetual, pencatatan dilakukan setiap terjadi transaksi yang berkaitan dengan persediaan. Catatan persediaan dibuat dalam jumlah kuantitas maupun nilai. Sistem perpetual, memungkinkan kita mengetahui jumlah persediaan setiap saat. Ketika terjadi pembelian, akun persediaan akan didebit. Ketika terjadi penjualan, akun persediaan akan dikredit dan akun harga pokok penjualan akan didebit. Penghitungan fisik persediaan dapat juga dilakukan di akhir periode untuk mencocokan jumlah yang ada dalam catatan persediaan.
2)      Sistem periodik
Pada sistem ini, akun persediaan tidak bertambah maupun berkurang karena transaksi pembelian atau penjualan. Penghitungan fisik persediaan di akhir periode mutlak dilakukan untuk mendapatkan jumlah akhir persediaan. Jumlah persediaan akhir kemudian akan dinilai berdasarkan metode rumus biaya yang digunakan. Pembelian dicatat pada akun pembelian dan penjualan dicatat tanpa mengurangi akun persediaan. Harga pokok penjualan dihitung sebagai nilai residual (selisih persediaan awal periode dan pembelian dengan persediaan akhir periode.
Persediaan awal

xxxx
Ditambah : Pembelian kotor :
xxxx


Diskon pembelian
(xxxx)


Retur pembelian
(xxxx)


Pembelian bersih

xxxx
Persediaan tersedia dijual
xxxx
Dikurangi: persediaan akhir
(xxxx)
Harga pokok penjualan
xxxx









Contoh transaksi jual beli barang dan masing-masing pencatatanya di buku pembeli dan buku penjual, baik menurut sistem perpetual maupun sistem periodik.
Tanggal
Transaksi
4 Mei
PT ABC membeli barang dari PT XYZ seharga Rp. 3.800.000 secara kredit dengan term penjualan FOB Shipping point, 2/10, n/30, Harga pokok barang yang dijual adalah Rp. 2.400.000.
8 Mei
PT ABC mengembalikan kepada PT XYZ beberapa barang yang tidak sesuai spesifikasi  senilai Rp. 300.000, harga pokok barang yang dikembalikan adalah Rp. 140.000.
9 Mei
PT ABC membayar biaya angkut barang kepada perusahaan jasa angkut sebesar Rp. 150.000 tunai
14 Mei
PT ABC membayar kepada PT XYZ, dan mendapat diskon . pembayaran diterima oleh PT XYZ tanggal 15 Mei.



Jurnal (dalam ribuan rupiah)


·         Biaya persediaan
            PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 10” Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 33” Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 22” biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.
PSAK 14 revisi 2008 “paragraf 24” biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 22, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang. Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumus dan biaya yang berbeda digunakan.

PIUTANG

Piutang


Piutang adalah klaim uang, barang dan jasa kepada pelanggan dan pihak-pihak lainnya. Termasuk dalam pos piutang antara lain piutang dagang, piutang pihak terafiliasi, piutang wesel, piutang bunga dan piutang lain-lain. Piutang usaha disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), yaitu jumlah bruto dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih diestimasi berdasarkan review atas kemampuan tertagihnya saldo piutang usaha. Sedangkan piutang wesel disajikan sebesar nilai saat ini (present value) yaitu jumlah dari pembayaran dimasa depan didiskonto dengan tingkat bunga tertentu.
a.         Klasifikasi piutang
Dalam arti luas, istilah piutang dapat digunakan bagi semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. Piutang usaha meliputi semua piutang dagang yang tidak disertai dokumen tertulis atau “wesel”. Bagian-bagian berikut membahas masalah utama akuntansi yang berkaitan dengan piutang.
Ø  kapan diakuinya,
Ø  penilaian dan pelaporannya,
Ø  penggunaannya sebagai sumber kas dalam pembiayaan operasi perusahaan.
Pengakuan piutang usaha berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah selesai dan kas dapat direalisasikan.
 Piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang bersih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan syarat-syarat penjualan, maka lazimnya piutang diakui pada saat barang dikirimkan kepada pelanggan. Pada titik waktu inilah kriteria pengakuan pendapatan lazimnya dipenuhi. Piutang tidak boleh diakui untuk barang dagang yanng dikirimkan atas dasar konsinyasi dimana pengirim barang tetap memegang hak atas barang itu sampai barangnya terjual oleh pihak yang diberi titipan barang. Piutang untuk jasa kepada pelanggan semestinya diakui ketika jasa itu dilaksanakan


Ayat jurnal untuk mengakui piutang dari penjualan barang atau jasa adalah:
Piutang usaha                                      xxx
            Penjualan                                             xxx
(untuk mengakui piutang dari penjualan barang atau jasa)
Pada saat piutang itu tertagih, jurnal yang dibuat adalah:
Kas                                                      xxx
            Piutang usaha                                      xxx
(untuk mengakui piutang dari penjualan barang atau jasa)
Untuk pasar swalayan, mungkin bagian piutang yang cukup besar berasal dari “penjualan yang dibayar dengan kartu kredit”, pengakuan piutang seperti itu sama dengan pengakuan untuk piutang dagang lain.
Perlakuan atas penjualan yang dibayar dengan kartu kredit untuk perusahaan – perusahaan lain, seperti American Express atau bank-bank yang menangani Visa atau Master card, agak berbeda. Perusahan-perusahaan ini umumnya bertanggung jawab untuk mengesahkan kredit pelanggan dan menagih piutang, karena itu, mereka biasanya membebankan bianya administrasi sebesar 2% sampai 5% dari penjualan. Perusahaan perusahaan ini umumnya mengikuti salah satu dari dua prosedur berikut untuk melakukan pembayaran kepada perusahaan eceran yang menerima kartu kredit mereka, yaitu (1) pengecer harus menyerahkan tanda terima kartu ktedit ke perusahaan pengeluar kartu ktedit untuk menerima pembayaran, atau (2) mereka memperbolehkan para pengecer untuk menerima pembayaran langsung ke rekeningnya di bank. Dalam kasus penjualan yang dibayarkan dengan kartu kredit, piutang tidak pernah dibukukan oleh perusahaan eceran. Piutang dari pelanggan adalah tanggung jawab bank yang mengeluarkan kartu kredit tersebut. Pelanggan membayar langsung ke bank dan setiap piutang yang tak tertagih merupakan kerugian bagi bank.

b.        Diskon/potongan dagang
Banyak perusahaan menagih pelanggannya pada harga jual kotor dikurangi suatu jumlah yang ditetapkan sebagai potongan dagang (trade discount). Potongan ini dapat bervariasi menurut pelanggannya tergantung pada volume bisnis atau pesanan dari pelanggan. Sebenarnya, potongan dagang mengurangi harga jual yang berlaku menjadi harga jual bersih yang benar-benar dibebankan kepada pelanggan. Harga bersih ini adalah jumlah yang harus dicatat untuk piutang usaha dan pendapatan.
Potongan penjualan yang sederhana dan digunakan secara luas, seperti contoh berikut, dengan syarat :2/10, n/30” (diskon 2% diberikan jika dibayarkan dalam jangka waktu 10 hari, jumlah bersih jatuh tempo dalam 30 hari):
Penjualan Rp. 1.000.000,- syarat 2/10, n/30:
Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
xxx
Piutang usaha
Rp. 1.000.000


     Penjualan

1.000.000
(untuk mencatat penjualan secara kredit)

Pembayaran diterima dalam periode diskon:
Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
xxx
Kas
Rp.980.000


Potongan penjualan
Rp.20.000


     Piutang usaha

1.000.000
(untuk mencatat penjualan secara kredit)

c.         Retur penjualan dan pengurangan harga
Dalam kegiatan normal perusahaan, ada kemungkinan beberapa barang akan dikembalikan (retur) dan sejumlah pengurangan harga (allowance) harus diberikan karena adanya faktor-faktor seperti kerusakan barang selama pengiriman, barang yang kurang sempurna, cacat, atau kesalahan pengiriman barang baik dalam kuantitas maupun tipenya. Untuk mengilustrasikannya, diasumsikan barang dagang seharga Rp. 1.000.000,- terjual, kemudian diretur seluruhnya, pengembalian itu dicatat sebagai berikut :

Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
Xxx
Retur penjualan
Rp. 1.000.000


     Piutang usaha

1.000.000
(untuk mencatat pengembalian barang dagang)

d.        Penilaian piutang
Jumlah piutang yang cukup besar dalam suatu perusahaan, tidak semuanya dapat tertagih. Piutang harus disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai yang dapat direalisasikan sehingga diperlukan penilaian terhadap piutang tersebut. Didalam akuntansi, metode yang lazim digunakan adalah metode penghapusan piutang (direct write-off method) dan metode penyisihan (allowance method).
·           Metode penghapusan langsung
Metode yang paling sederhana untuk mengakui kerugian dari piutang tak tertagih adalah dengan mendebit akun beban (beban piutang tak tertagih) dan mengkredit piutang usaha pada saat piutang tidak dapat ditagih. Metode ini tidak memberikan perbandingan (matching) pendapatan dengan beban periode berjalan dan tidak melaporkan piutang pada nilai bersih yang dapat direalisasikan. Karena itu, penggunaan metode penghapusan langsung dianggap menyimpang dari prinsip akuntansi yang diterima umum.
·           Metode penyisihan
Dalam metode ini perusahaan menaksir beban piutang tak tertagih sebesar persentase tertentu dari penjualan atau dari saldo piutang. Perusahaan akan mendebit akun beban piutang tak tertagih dan mengkredit akun penyisihan piutang tak tertagih. Jurnal dibuat di akhir periode akuntansi melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
xxx
Beban piutang tak tertagih
Xxxx


     Penyisihan piutang tak tertagih

Xxxx
(untuk mencatat pembebanan piutang tak tertagih)