Jumat, 30 November 2018

Apa yang dimaksud dengan saham LQ 45 dan apa yang menjadi kriteria ?

Indeks LQ 45 menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Faktor-faktor di bawah ini dipergunakan sebagai kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah:
  1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
  2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.
  3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
  4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
  5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.
Indeks LQ 45 dihitung setiap enam bulan oleh divisi penelitian dan pengembangan Bursa Efek Indonesia.



Rabu, 21 November 2018

PENGERTIAN DIVESTASI

Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial/keuangan atau  barang, atau dapat pula disebut sebagai penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan, Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset baru. Perusahaan yang melakukan divestasi didasarkan pada beberapa motif.
Menurut Wikipedia, divestasi adalah pengurangan jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang dari bisnis yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Dari definisi diatas, dapat kita tarik pemahaman Divestasi, Divestasi adalah kebalikan dari investasi. Investasi terjadi ketika sebuah perusahaan membeli sejumlah aset yang diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Sementara itu, divestasi adalah pengurangan jenis aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Ada empat motif bagi perusahaan untuk melakukan divestasi, diantaranya:
  1. Melakukan divestasi atau menjual bisnis yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya, yaitu dengan alasan ingin berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya.
  2. Keinginan untuk memperoleh keuntungan dari penjualan perusahaan.
  3. Adanya keyakinan bahwa nilai perusahaan akan meningkat setelah di divestasi,
  4. Unit bisnis atau perusahaan tersebut  tidak menguntungkan lagi secara keseluruhan.
Semakin jauh unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar. Peristiwa ini adalah kebalikan dari investasi pada aset baru perusahaan, walaupun hal ini tidak berlaku umum. Oleh  sebab  itu, sebelum perusahaan melebarkan sayapnya pada bisnis baru yang berada di luar core bisnis utama, perusahaan di tuntut untuk memiliki pertimbangan yang matang.

Kebanyakan perusahaan melebarkan sayapnya dengan dimulai pada bisnis yang terkait. Setelah berhasil, baru mengembangkan diri pada bisnis yang masih memiliki hubungan terkait walaupun sudah jauh tetapi saling mendukung. Setelah berhasil pada bisnis tersebut, baru perusahaan dapat memutuskan untuk melebar pada bisnis yang tidak terkait sama sekali. Tentunya dengan pertimbangan yang matang.

Perusahaan dapat menyusun bisnis rnereka dengan cara yang lebih baik, dan dengan kecepatan yang lebih besar pada saat perusahaan mendapati bahwa bisnis tertentu tidak sesuai dengan visi strategis perusahaan yang  telah berubah. Suatu akuisisi yang bersifat predator dan diikuti oleh pelepasan aset, bukan menjadi satu-satunya mekanisme yang memungkinkan untuk melakukan pemindahan aset bagi perusahaan yang dapat mengolah potensi mereka secara penuh.

Perusahaan-perusahaan yang sudah siap sudah cukup peka untuk mengetahui apabila bisnis tertentu dalam portofolio mereka telah mempertahankan tujuan bisnis  strategis. Perusahaan juga dapat menggunakan mekanisme penarikan modal untuk memperbaiki nilai bisnis mereka, dan karena itu perusahaan dapat menghindar agar tidak jatuh ke dalam pelepasan aset.
Proses dan Metode Divestasi

Beberapa perusahaan menggunakan kecanggihan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi yang mereka lakukan di beberapa divisi.

Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi yang akan mereka jual di website resmi mereka, dan dapat dilihat oleh perusahaan lain yang tertarik untuk membeli aset tersebut.

Divestasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

1. Penjualan
Tipe paling umum dari kegiatan divestasi adalah penjualan sebuah divisi, unit bisnis, segmen atau sekelompok aset ke perusahaan lain. Pembeli pada umumnya (namun tidak selalu) membayar tunai.

Beberapa alasan mengapa metode penjualan menjadi salah satu pilihan ketika melakukan divestasi.

  • Penjualan aset adalah pertahanan terhadap pengambilalihan yang tidak bersahabat.
  • Penjualan aset memberikan dana tunai untuk perusahaan yang dilikuidasi.
2. Spin-Off
Dalam spin-off perusahaan induk mengubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan membagikan saham entitas tersebut kepada pemegang saham perusahaan induk.

Spin-off berbeda dengan penjualan karena dua alasan berikut ini:

  • Perusahaan induk tidak memperoleh dana tunai dari spin-off.
  • Pemegang saham awal dari divisi yang dipisahkan adalah sama dengan pemegang saham induk.
3. Carve-out
Dengan carve-out, perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan kemudian menjual saham entitas tersebut kepada masyarakat.

Umumnya pemegang saham perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di entitas baru tersebut.

4. Tracking stock
Perusahaan induk menerbitkan tracking stock untuk “menelusuri” kinerja divisi tertentu dalam perusahaan. Misalnya, jika tracking stock membagikan dividen maka jumlah dividennya akan bergantung pada kinerja divisi.

Divisi yang memiliki tracking stock tetap menjadi bagian dari perusahaan induk meskipun sahamnya diperdagangkan secara terpisah dengan perusahaan induk.

Dampak Divestasi Terhadap Kinerja Perusahaan

1. Perusahaan Menerima Kas Hasil Divestasi (Dampak Jangka Pendek)

Sejumah uang tentu akan diterima oleh perusahaan yang melakukan divestasi aset.
Uang hasil dari penjualan aset tersebut kemudian akan dibukukan ke dalam Laporan Keuangan, di mana dalam Laporan Laba Rugi, penjualan aset biasanya masuk ke dalam pos Penjualan Lainnya (Other Income), sehingga akan meningkatkan Laba Bersih.
Demikian pula, Arus Kas dari Kegiatan Investasi menjadi positif dengan masuknya Kas dari hasil divestasi.

2. Rebalancing Pada Neraca Keuangan

Ketika perusahaan melakukan divestasi lini bisnis usaha, perusahaan juga akan “menyerahkan” sejumlah nilai aset kepada perusahaan yang membeli lini bisnis usahanya tersebut, sehingga aset akan berkurang.
Namun di sisi lain, utang yang dibawa perusahaan juga akan “diserahkan” kepada perusahaan yang melakukan take over, kecuali dinyatakan berbeda dalam kontrak antara kedua belah pihak.

3. Perusahaan Kehilangan Potensi Pendapatan (Dampak Jangka Panjang)

Dampak jangka panjang yang akan dialami perusahaan adalah hilangnya potensi pendapatan di masa depan setelah divestasi, walaupun perusahaan sudah menerima sejumlah uang atas penjualan dan utang perusahaan menjadi berkurang.


Prof. Dr. Kamaludin, SE., MM. Karona Cahya Susena, SE., MM. dan Berto Usman, SE., M.Sc. 2015. Restrukturisasi, Merger & Akuisisi. Bengkulu : Cv. Mandar maju.

https://www.finansialku.com/divestasi-adalah/





Minggu, 18 November 2018

Segmen Operasi dalam Laporan Keuangan Tahunan

Karakteristik

Segmen operasi adalah suatu komponen  dari entitas:
  1. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk  pendapatan  dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari  entitas yang sarna),
  2. Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan  tentang  sumber daya yang dialokasikan  pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya,  dan
  3. Tersedia  informasi keuangan  yang dapat dipisahkan
Segmen operasi dapat terlibat dalam aktivitas bisnis yang belum menghasilkan pendapatan, sebagai contoh operasi permulaan (start-up) dapat menjadi segmen operasi sebelum memperoleh pendapatan.

Karakteristik diatas dapat diterapkan pada dua atau lebih  komponen yang tumpang tindih yang mana para manajer bertanggung jawab. Struktur tersebut terkadang mengacu pada bentuk organisasi matriks. Sebagai contoh, pada  sejumlah entitas, sejumlah manajer bertanggung jawab atas produk dan jasa yang berbeda dan lintas negara, yang mana manajer lain bertanggung jawab atas wilayah geografis tertentu.
Pengambil keputusan operasional secara reguler mengkaji ulang hasil operasi atas kedua komponen tersebut, dan informasi keuangan tersedia untuk keduanya. Dalam situasi tersebut, entitas menentukan mana komponen yang merupakan segmen operasi dengan mengacu pada prinsip utama.

Ketentuan

Laporan keuangan terdiri (PSAK 4) atas laporan keuangan konsolidasian (PSAK 65) atau laporan keuangan tersendiri sebagai lampiran dari laporan keuangan konsolidasian dari entitas induk dalam ruang lingkup PSAK ini, maka informasi segmen hanya disyaratkan  pada  laporan keuangan konsolidasian. Entitas yang tidak disyaratkan untuk menerapkan Pernyataan ini memilih untuk  mengungkapkan informasi tentang segmen yang tidak mematuhi Pernyataan ini, maka entitas tersebut  tidak mendeskripsikan  informasi tersebut sebagai informasi segmen.

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Dewan Direksi merupakan pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.

Prinsip Utama

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas  terlibat dan lingkungan ekonomik di mana entitas beroperasi.








Akuisisi Perusahaan

Penggabungan usaha adalah istilah umum yang meliputi semua bentuk penggabungan entitas bisnis yang sebelumnya terpisah. Penggabungan seperti ini disebut akuisisi (acquisition) ketika suatu perusahaan memperoleh Aset produktif dari entitas bisnis lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasinya. Penggabungan usaha juga disebut akuisisi ketika suatu perusahaan memperoleh pengendalian operasi atas fasilitas produksi entitas lain dengan memiliki mayoritas saham berhak suara yang beredar. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu dibubarkan, tetapi perusahaan tersebut tidak memiliki eksistensi lagi.

Istilah merger dan konsolidasi sering digunakan sebagai sinonim dari akuisisi. Akan tetapi, legalitas dan akuntansinya berbeda. Merger memerlukan pembubaran semua entitas yang terlibat kecuali satu entitas. Sementara konsolidasi memerlukan pembubaran semua entitas bisnis yang terlibat dan membentuk perusahaan baru.

Merger terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih semua operasi dari entitas bisnis lainnya dan entitas itu yang dibubarkan. Misalnya, Perusahaan A membeli aset Perusahaan B langsung dari Perusahaan B secara tunai, dengan aset lainnya,  atau dengan sekuritas Perusahaan A (saham, obligasi, atau wesel). Penggabungan usaha ini disebut akuisisi, bukan merger kecuali Perusahaan B dibubarkan. Altematif lain, Perusahaan A dapat membeli saham Perusahaan B secara langsung dari para pemegang saham Perusahaan B dengan tunai, dengan aset lain, atau dengan sekuritas Perusahaan A. Akuisisi ini memungkinkan Perusahaan A mengendalikan operasi atas aset-aset perusahaan B. Akuisisi ini tidak akan memberikan Perusahaan A kepernilikan hukum atas aset-aset kecuali Perusahaan A memperoleh semua saham Perusahaan B dan mernilih untuk membubarkan Perusahaan B (sekali lagi, suatu merger).

Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset dan operasi dari dua atau lebih entitas bisnis yang terpisah, dan entitas yang sebelurnnya terpisah tersebut dibubarkan. Misalnya, Perusahaan D, sebuah perusahaan yang baru dibentuk, dapat memperoleh aset bersih Perusahaan E dan F dengan mengeluarkan saham secara langsung kepada Perusahaan E dan F.  Pada kasus ini, Perusahaan E dan F dapat terus mempertahankan saham Perusahaan D untuk memberikan manfaat kepada para pemegang sahamnya (akuisisi), atau Perusahaan E dan F dapat mendistribusikan saham Perusahaan D kepada para pemegang saham dan Perusahaan E serta F dibubarkan (konsolidasi). Pada kedua kasus tersebut, Perusahaan D memperoleh kepernilikan atas aset-aset Perusahaan E dan F.




Privatisasi dalam Perusahaan

Privatisasi adalah penjualan saham persero baik secara sebagian maupun seluruhnyakepada pihak lain dalam rangka meningkatkan performa dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi Negara dan Masyarakat.





Elemen Risiko dalam Pasar Saham

Istilah Risiko yang digunakan oleh  para analis keuangan adalah konsep yang berbeda dari probabilitas-probabilitas yang digunakan untuk menghasilkan nilai sekarang yang diharapkan dari sebuah bisnis. Risiko dalam konteks ini adalah bahwa besarnya pengembalian aktual akan menyimpang dari besaran pengembalian yang diharapkan (variabilitas atau volatilitas pengembalian investasi).

Risiko dapat ditemui dimana-mana, dalam kerangka konseptual ilmu ekonomi bersikap hati-hati terhadap risiko tidak berarti seorang investor tidak bersedia untuk mengambil risiko. Hal yang perlu diketahui dalam analisis investasi adalah mengambil seluruh kemungkinan hasil negatif dan positif kemudian menjumlahkannya dengan memberi bobot tertentu pada tiap kemungkinan hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya.


Dalam kasus pasar saham, kita tidak akan pernah dapat mengurangi risiko hingga ke titik nol. Hal ini dikarenakan pasar sendiri memiliki tingkat risiko dasar yang berasal dari risiko-risiko yang mempengaruhi seluruh saham yang disebut dengan beta. Istilah beta digunakan sebagai ukuran tentang sejauh mana profil risiko tertentu berbeda dari pasar secara umum.

Dengan demikian Investasi pada dsasarnya mengandung dua unsur, yaitu imbal hasil (return) dan risiko (risk). Dalam kondisi ini risiko yang tinggi akan di kompensasi oleh return yang tinggi, dan sebaliknya. agar dapat melakukan investasi dengan proforma portofolio investasi yang optimal, kita harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan saat memutuskan untuk masuk ke dalam dunia investasi, termasuk investasi dalam bentuk pelaksanaan strategi merger, akuisisi dan konsolidasi.

Picture by:
http://reliance-life.com/oneclick/?p=960

Kamis, 15 November 2018

Teknik membuat Laporan Arus Kas (Cash Flow)

Berawal dari nge'cek kerjaan Junior, ternyata masih banyak yang gak bisa buat laporan arus kas, masih banyak juga yang gak paham, gak tau unsur-unsur laporan arus kas, dan banyak lagi deh. Dan akhirnya saya memutuskan buat tulisan sederhana mengenai Laporan Arus Kas, mengenai pengertian, unsur unsur arus kas dan beberapa jenis transaksi yang terkait klasifikasi aktifitas dalam laporan arus kas.


Sebagaimana yang kita tau, laporan arus kas adalah salah satu bagian dari isi dalam unsur laporan keuangan.  Sebelumnya kita sudah tau kan apa aja isi dari Laporan keuangan?

Oke, sedikit saya bahas lagi, laporan keuangan itu terdiri dari beberapa laporan yang diantaranya adalah: 
  1. Laporan Posisi Keuangan
  2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain
  3. Laporan Perubahan Ekuitas
  4. Laporan Perubahan Arus kas
  5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Nah itulah unsur-unsur dari laporan keuangan, sangat sederhana bukan ? Kan Cuma ada 5 aja bagiannya, ya gak susah lah yaa…yaa klo masih ngerasa susah, buat mudah aja, kalimat yang suka saya gunain klo lagi ngobrol "Make it simple"., so, jangan dipersulit, oke.

Oke, kali ini saya mau coba ngejabarin apa itu pengertian laporan arus kas, yang beberapa saya ambil dari pengertian PSAK, dan pemahaman sendiri berdasarkan pengalaman saja dan cara pemisahan akun dalam pengelompokan ke masing-masing aktifitas dalam laporan arus kas untuk pembuatan atau menyusun laporan arus kas.

Tujuan dibuatnya Laporan Arus Kas adalah:

Informasi tentang arus kas entitas berguna dalam menyediakan  pengguna laporan keuangan dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan  kas dan setara  kas serta menilai kebutuhan entitas untuk  menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan  keputusan ekonomik oleh pengguna mensyaratkan evaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Melihat dari tujuan tersebut, kita sudah dapat menggambarkan bagaimana cara membuat atau menyusun laporan arus kas, logika dasar yang kita ambil adalah dari kata "Kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta  menilai kebutuhan  entitas untuk  menggunakan  arus kas tersebut", jadi dengan kata lain, laporan arus kas adalah laporan yang berisi tentang bagaimana cara mendapatkan uang kas dan untuk apa saja uang kas tersebut kita keluarkan, mudahnya lagi, bagaimana proses masuknya dan bagaimana proses keluarnya kas tersebut. Tugas kita hanya memisahkan dari segi aktivitasnya saja.

Dalam Laporan Arus Kas, terdapat tiga aktifitas diantaranya, Aktifitas Operasi, Aktifitas Investasi dan Aktifitas Pendanaan, dimana di masing-masing aktifitas terdapat unsur penerimaan dan pengeluaran kas. Setiap aktifitas arus kas yang masuk maupun keluar harus di klasifikasikan ke dalam tiga aktifitas tersebut. Pada dasarnya,  entitas/perusahaan membutuhkan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producingactivities). Entitas membutuhkan kas untuk melaksanakan usahanya, melunasi kewajibannya, dan membagikan dividen kepada investor. Oleh sebab itu entitas/perusahaan menyajikan laporan arus kas.

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, maka laporan arus kas dapat menyediakan informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset neto entitas, struktur keuangannya  (termasuk  likuiditas  dan solvabilitas) dan  kemampuannya untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian  terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai  kini arus kas masa depan dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas  karena dapat meniadakan dampak penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti ketepatan dari penilaian masa lalu  atas arus kas masa depan dan dalam menguji hubungan antara profitabilitas dan arus kas neto serta dampak perubahan harga.


Format Laporan Arus Kas

Aktivitas Operasi: Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi adalah indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas telah menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara  kemampuan  operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa bantuan sumber pendanaan dari luar. Informasi tentang komponen spesifik atas arus kas operasi historis adalah berguna, dalam hubungannya dengan informasi lain, dalam memprakirakan arus kas operasi masa depan.


Aktivitas Investasi: Pengungkapan  terpisah  arus kas yang timbul  dari aktivitas  investasi adalah penting karena  arus kas tersebut  mempresentasikan sejauh mana pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber  daya yang diintensikan untuk  menghasilkan penghasilan dan  arus  kas masa depan. Hanya  pengeluaran yang  menghasilkan pengakuan atas aset dalam  laporan posisi keuangan yang memenuhi syarat untuk diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.


Aktivitas Pendanaan: Pengungkapan terpisah atas arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas.


Klasifikasi aktifitas pada laporan arus kas diatas merupakan transaksi umum atau wajar yang sering kita jumpai dalam kegiatan usaha normal sebuah Entitas/Perusahaan. Meskipun berbeda jenis usaha sebuah Perusahaan, semestinya tidak jauh berbeda pengelompokan tiap-tiap transaksinya, intinya, jika kita paham konsep dari masing-masing klasifikasi aktifitas tersebut maka kita juga dapat dengan mudah mengelompokan transaksi yang ada dalam laporan keuangan Entitas/Perusahaan tersebut.

Mudah kan...?

Sekian, sampai berjumpa di Materi selanjutnya....

Sumber: 

PSAK 2
Pengalaman sebagai Auditor Eksternal


Selasa, 13 November 2018

Hujan kah atau hujatan kah ?

Hujan kah atau hujatan kah ?

Kini musim pun mulai berganti

rasanya kemarau sudah puas menyapa di tanahku ini
lambat melambat mulai pergi perlahan dengan tenang

Bulan bulan penghujung tahun kini tlah tiba

merambat perlahan membawa kabar gembira
mulai ditandai dengan tiupan angin yang sejuk dan
membawa gumpalan awan hitam yang mulai menutupi langit
diselingi  dengan auman sang gemuruh yang lantang..
saat itu tak ada yang lebih bahagia selain tanah dan pepohonan

tanah berkata; cepatlah segeralah turunkan air hujanmu itu wahai awan...


sambut teriakan pepohonan pada awan; ayolah cepat, tunggu apalagi, aku sudah menunggu saat saat ini cukup lama...tunggu apa lagi..


Tak lama sang hujan pun turun perlahan rintik demi rintik berjatuhan

namun tak banyak, hanya sebagai tanda...tak lama hujan berkata; tak adakah yang lebih bahagia selain engkau wahai tanah dan pepohonan ?



pepohonan tercengang dengan pertanyaan itu,

namun tanah sadar akan hal itu
iya berkata, barusan aku masih mendengar manusia riuh gaduh berlari sambil menghujat hujan.

pepohonan tercengang mendengarnya..


Pict by:
http://www.beritainspiratif.com/filosofi-hujan-hujan-turun-karena-bumi-membutuhkan/