Minggu, 23 Juli 2017

Estimasi Akuntansi


Materi ini ini membahas mengenai prosedur audit yang berhubungan dengan audit atas estimasi akuntansi (accounting estimates), termasuk audit atas estimasi akuntansi dengan nilai wajar (fair value accounting estimates) dan disclosures atau pengungkapannya dalam laporan keuangan. Pembahasan ini mengacu kepada ISA 540.

Audit atas estimasi akuntansi tersebar di ketiga tahap dalam proses audit :

Tahap Risk Assessment (Penilaian Risiko)
  • Estimasi akuntansi apa saja yang diperlukan dalam laporan keuangan?
  • Bagaimana estimasi ini dibuat? Berapa signifikannya estimasi ini?
  • Apakah auditor memerlukan bantuan tenaga ahli?
  • Berapa akuratnya estimasi di tahun yang lalu?
  • Apakah ada bukti mengenai biasnya manajemen dalam proses estimasi?
  • Berapa besarnya ketidakpastian proses estimasi ini?
Tahap Risk Response (Menanggapi Risiko)
  • Apakah estimasi dibuat dengan cara yang benar, dengan metodologi yang konsisten?
  • Apakah bukti pendukung untuk melakukan estimasi dapat diandalkan?
  • Apakah ada bukti tentang terjadinya kecurangan?
Tahap Reporting (Pelaporan)
  • Apakah disclosures mengenai estimasi akuntansi dalam laporan keuangan (sudah) sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan?
  • Jika hal ini merupakan risiko yang signifikan, ketidakpastian proses estimasi diungkapkan (sebagai disclosure dalam laporan keuangan)?
  • Peroleh representasi manajemen.
Tujuan auditor ditegaskan dalam ISA 540 alinea 6:

Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah:
  1. Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai wajar, dalam laporan keuangan, yang diakui atau yang diungkapkan, adalah wajar; dan
  2. Pengungkapan atau disclosures (yang berkaitan dengan estimasi akuntansi) dalam laporan keuangan (sudah) cukup, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Estimasi Akuntansi-istilah lain:

Untuk keperluan ISAs, istilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan di bawah.
  1. Accounting estimate - Nilai yang mendekati suatu nilai uang, yang digunakan jika tidak ada pengukuran yang tepat. Istilah estimasi ini digunakan untuk jumlah (uang) yang diukur dengan nilai wajar (fair value) di mana ada ketidakpastian dalam estimasi (estimation uncertainty), maupun jumlah-jumlah lain yang memerlukan estimasi. Dalam hal ISA hanya membahas estimasi akuntansi (accounting estimates) dengan pengukuran nilai wajar, istilah "fair value accounting estimates" ("estimasi akuntansi nilai wajar") yang digunakan.
  2. Auditor's point estimate - atau auditor's range-Jumlah, atau rentang jumlah, yang diambil dari bukti audit untuk digunakan dalam mengevaluasi management's point estimate.
  3. Estimation uncertainty - Kerentanan estimasi akuntansi dan disclosures (pengungkapan) terkait dengan estimasi akuntansi itu karena ketiadaan presisi yang melekat dalam pengukuran (pada setiap estimasi).
  4. Management - bias-Tidak netralnya manajemen dalam membuat atau menyiapkan informasi.
  5. Management's point estimate - Jumlah yang dipilih manajemen untuk pengakuan (terhadap) atau disclosure (mengenai) estimasi akuntansi.
  6. Outcome of an accounting estimate - Jumlah/nilai uang sebenarnya dari penyelesaian transaksi, peristiwa, atau kondisi yang mendasari estimasi akuntansi.
Beberapa item dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat dan karenanya, harus diestimasi atau diperkirakan jumlahnya. Estimasi akuntansi beraneka ragam tingkat kerumitannya, dan berkisar dari yang paling sederhana (seperti net realizable values atau nilai yang dapat direalisasi untuk persediaan barang dan piutang dagang) sampai yang lebih kompleks (seperti dalam hal pendapatan yang harus dicatat dari kontrak jangka panjang dan kewajiban di masa yang akan datang dalam hal produk yang dijual dengan jaminan tertentu). Estimasi sering kali melibatkan banyak analisis data historis dan data tahun berjalan, dan prakiraan (forecasting) mengenai peristiwa di kemudian hari seperti transaksi penjualan.

Pengukuran estimasi akuntansi bisa berbeda-beda tergantung ketentuan yang ditetapkan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan item dalam laporan keuangan.

Tujuan pengukuran dari suatu estimasi bisa untuk :
  1. membuat prakiraan atau forecast mengenai outcome satu atau lebih transaksi, peristiwa, atau kondisi yang menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat; atau,
  2. menentukan nilai dari transaksi berjalan atau item laporan keuangan berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal pengukuran, seperti taksiran harga pasar (estimated market price) dari suatu jenis aset atau kewajiban tertentu. Ini dapat meliputi pengukuran nilai wajar (fair value measurements).
Risiko salah saji yang material karena estimasi sering kali didasarkan pada tingkat ketidakpastian estimasi (estimation uncertainty) dalam membuat estimasi.

Dengan kearifan profesionalnya, auditor harus menentukan apakah estimasi akuntansi dengan ketidakpastian estimasi yang tinggi mengandung risiko yang signifikan. Jika auditor mengidentifikasi adanya risiko yang signifikan, ia juga harus memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas, termasuk kegiatan pengendalian.

Ketika bukti audit sudah diperoleh, kewajaran estimasi dievaluasi dan luasnya salah saji diidentifikasi;
  • Dalam hal bukti mendukung suatu point estimate, perbedaan antara auditor's point estimate dan management's point estimate merupakan suatu salah saji,
  • Dalam hal auditor menyimpulkan bahwa dengan menggunakan auditor's range of reasonableness (kisaran yang  menurut auditor adalah wajar) memberikan bukti audit yang cukup dan tepat, maka management's point estimate di luar kisaran tersebut tidaklah didukung oleh bukti audit. Dalam hal itu, salah saji tidak lebih kecil dari perbedaan antara management'spoint estimate dan titik terdekat dari kisaran perkiraan auditor.
Perbedaan antara hasil akhir dari suatu estimasi akuntansi dan jumlah yang semula diakui dan diungkapkan dalam laporan keuangan tidak serta-merta merupakan salah saji. Ini sering terjadi dalam fair value accounting estimates, di mana hasil akhir dipengaruhi oleh peristiwa atau kondisi sesudah  tanggal pengukuran untuk tujuan penyajian laporan keuangan.

Sumber:

Theodorus M. Tuanakotta. 2012. Audit Berbasis ISA. Jakarta: Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar