Kini puisi tentang hujan sudah tak syahdu lagi di dengar. puisi tentang hujan sudah tak merdu lagi meski di lantunkan dengan penuh penghayatan dalam..kini hujan sudah tak semenarik sedia kala di musim musim penghujan ini, bahkan tak sedikit orang yang bergumam dengan turunnya hujan dan sesekali mengumpat kecil dalam hati dengan raut wajah yang tak bersahabat sembari berlari mencari tempat bernaung...
namun ada yang sangat bahagia dengan sangat sangat bahagia menunggu tiap tetesan hujan yang jatuh dari langit, bak barmain dengan tiap hentakan tetesannya menghapus debu yang kian menebal dan retakan yang kian melebar dan dalam, yaa siapa lagi jika bukan tanah yang sudah letih menunggu akan hujan sementara musim musim panas terik kian lama menjama......
Sempat tanah berfikir kala hujan tak kunjung tiba saat itu, apa hujan sedah tak mau lagi berkawan dengan ku, ahh.. tidak hujan tak mungkin berfikir sesederhana itu, hujan adalah sosok yang wibawa dan berjiwa besar..iya sangat tahu masih banyak yang merindukan kehadirannya..
sementara tanah masih bertanya tanya, hujan pun menyapa dan bertanya, kenapa kau begitu gusar ? tanya hujan...** hujan menegaskan bahwa, kau tak perlu takut dan ragu.... sementara aku pergi aku tahu ada saatnya kau perlu matahari karena sinarnya mampu membuatmu menjadi kuat
dan kembali Hujan mengatakan, aku pun tahu, kau adalah sosok yang sangat gagah dan penyabar kala orang orang terus menginjak injakmu, bahkan kau tetap sabar kala dirimu dilapisi oleh bebatuan yang berat....**tegas hujan...
kembali tanah bertanya...apakah ada yang lebih sabar dari ku di musim musim kering ?
namun hujan hanya diam, iya hanya mengucapkan selamat berpisah sementara....
dan tanah pun sadar, mungkinkah Hujan yang paling sangat sabar...? "tanya tanah dalam hati.
Picture by:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar