SFAC No. 1
Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises
(Tujuan pelaporan keuangan pada entitas bisnis)
Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Statement ini merupakan turunan dari Trueblood Report dengan beberapa judgment penilaian yang lebih berorientasi pada pengguna.
Statement ini mengakui adanya heterogenitas kelompok pengguna eksternal. Meskipun demikian, statement ini menyatakan bahwa pada umumnya para pengguna eksternal tersebut mementingkan prediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas di masa mendatang. Oleh karena itu, tujuan pelaporan keuangan perusahaan didefinisikan secara umum dan tidak terarah pada kepentingan satu kelompok pengguna saja.
Statement ini berasumsi bahwa pengguna laporan keuangan memiliki kemampuan dalam membaca informasi yang terdapat didalamnya. Selain itu, statement ini juga menyatakan pentingnya stewardship untuk menaksir seberapa baik manajemen melaksanakan tugas dan kewajibannya kepada pemilik dan pihak lain yang berkepentingan.
Berikut ini merupakan beberapa judgment penilaian penting yang dibuat melalui laporan:
(Tujuan pelaporan keuangan pada entitas bisnis)
Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Statement ini merupakan turunan dari Trueblood Report dengan beberapa judgment penilaian yang lebih berorientasi pada pengguna.
Statement ini mengakui adanya heterogenitas kelompok pengguna eksternal. Meskipun demikian, statement ini menyatakan bahwa pada umumnya para pengguna eksternal tersebut mementingkan prediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas di masa mendatang. Oleh karena itu, tujuan pelaporan keuangan perusahaan didefinisikan secara umum dan tidak terarah pada kepentingan satu kelompok pengguna saja.
Statement ini berasumsi bahwa pengguna laporan keuangan memiliki kemampuan dalam membaca informasi yang terdapat didalamnya. Selain itu, statement ini juga menyatakan pentingnya stewardship untuk menaksir seberapa baik manajemen melaksanakan tugas dan kewajibannya kepada pemilik dan pihak lain yang berkepentingan.
Berikut ini merupakan beberapa judgment penilaian penting yang dibuat melalui laporan:
- Manfaat penggunaan informasi lebih besar daripada biaya yang digunakan untuk menyediakan informasi tersebut.
- Laporan akuntansi bukan satu- satunya sumber informasi mengenai perusahaan.
- Accrual accounting sangat berguna dalam menaksir dan memprediksi earning power dan aliran kas suatu perusahaan.
- Informasi yang disediakan harus bermanfaat, tapi pengguna membuat keputusan dan penaksiran mereka sendiri.
- Dokumen ini tidak menyatakan statement mana yang harus dipakai dan bagaimana formatnya. Namun dokumen ini menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai sumber ekonomi perusahaan, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
**Kaitannya dengan PSAK (PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan “Paragraf
10”)
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
- Aset;
- Liabilitas;
- Ekuitas;
- Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
- Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
- Arus kas
Informasi tersebut, beserta informasi
lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna
laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khusunya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
SFAC No. 2 Qualitative
Characteristics of Accounting Information
(Karakteristik kualitatif informasi akuntansi)
Istilah karakteristik kualitatif pernah disebutkan dalam APB Statement 4. Namun yang dibahas di sini merupakan lanjutan dari ASOBAT. Statement No. 2 ini menempatkan kepentingan pengambil keputusan sebagai pusat perhatian. Manfaat informasi haruslah melebihi biaya untuk menyediakannya. Dengan demikian understandability merupakan kualitas penting yang harus dipenuhi, sekaligus menjadi hambatan besar.
Manfaat informasi akuntansi tercermin pada besarnya manfaat yang diperoleh pengguna untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, besarnya manfaat informasi akuntansi terkait dengan tujuan prediktif dan akuntabilitas. Biaya langsung informasi terkait dengan kegiatan mengumpulkan, menyiapkan, dan menyebarkan informasi. Selain itu, informasi (misal sesuai segmentasi) yang dipublikasi dapat merugikan perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam industry. Sedangkan biaya tidak langsung terkait dengan understandability informasi. Misalnya pengungkapan tambahan seperti yang diatur dalam SFAS No. 33 terbukti tidak atau kurang dimengerti oleh pengguna. Masalah lain yaitu terjadinya overload informasi atau kemampuan individu dan pasar dalam menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi ekonomi yang kemudian menimbulkan masalah penilaian (valuation). Oleh karena itu, sebuah usaha diarahkan untuk berkonsentrasi pada karakteristik representational faithfulness.
(Karakteristik kualitatif informasi akuntansi)
Istilah karakteristik kualitatif pernah disebutkan dalam APB Statement 4. Namun yang dibahas di sini merupakan lanjutan dari ASOBAT. Statement No. 2 ini menempatkan kepentingan pengambil keputusan sebagai pusat perhatian. Manfaat informasi haruslah melebihi biaya untuk menyediakannya. Dengan demikian understandability merupakan kualitas penting yang harus dipenuhi, sekaligus menjadi hambatan besar.
Manfaat informasi akuntansi tercermin pada besarnya manfaat yang diperoleh pengguna untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, besarnya manfaat informasi akuntansi terkait dengan tujuan prediktif dan akuntabilitas. Biaya langsung informasi terkait dengan kegiatan mengumpulkan, menyiapkan, dan menyebarkan informasi. Selain itu, informasi (misal sesuai segmentasi) yang dipublikasi dapat merugikan perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam industry. Sedangkan biaya tidak langsung terkait dengan understandability informasi. Misalnya pengungkapan tambahan seperti yang diatur dalam SFAS No. 33 terbukti tidak atau kurang dimengerti oleh pengguna. Masalah lain yaitu terjadinya overload informasi atau kemampuan individu dan pasar dalam menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi ekonomi yang kemudian menimbulkan masalah penilaian (valuation). Oleh karena itu, sebuah usaha diarahkan untuk berkonsentrasi pada karakteristik representational faithfulness.
Relevance
Mampu membuat perbedaan dalam
suatu keputusan dengan membantu pengguna untuk memprediksi mengenai outcome
dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi
atau mengoreksi ekspektasi. Relevansi memiliki dua aspek penting dan satu aspek
tambahan, yaitu:
Predictive Value : Kegunaan input untuk melakukan prediksi seperti arus kas atau earning power.
Feedback Value : Menekankan pada konfimasi dan koreksi ekspektasi awal dari para pengambil keputusan. Untuk menaksir dimana posisi perusahaan saat ini dan bagaimana manajemen menjalankan fungsinya. Jika dilihat lebih luas, maka feedback value ini juga berhubungan dengan akuntabilitas. Informasi yang disediakan oleh kualitas ini juga mempengaruhi predictive value.
Timeliness : Merupakan hambatan bagi kedua aspek diatas. Sebuah informasi akan relevan bila disajikan tepat waktu sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Sering terjadi trade- off antara timeliness dengan komponen lain relevansi.
Predictive Value : Kegunaan input untuk melakukan prediksi seperti arus kas atau earning power.
Feedback Value : Menekankan pada konfimasi dan koreksi ekspektasi awal dari para pengambil keputusan. Untuk menaksir dimana posisi perusahaan saat ini dan bagaimana manajemen menjalankan fungsinya. Jika dilihat lebih luas, maka feedback value ini juga berhubungan dengan akuntabilitas. Informasi yang disediakan oleh kualitas ini juga mempengaruhi predictive value.
Timeliness : Merupakan hambatan bagi kedua aspek diatas. Sebuah informasi akan relevan bila disajikan tepat waktu sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Sering terjadi trade- off antara timeliness dengan komponen lain relevansi.
Reliability
Tersusun dari tiga bagian yaitu:
verifiability, representational faithfulness, dan neutrality.
-
Verifiability : Tingkat consensus diantara para
pengukur (measurer).
-
Representational faithfulness : Pengukuran harus
sesuai dengan fenomena yang akan diukur.
-
Neutrality : Keyakinan bahwa proses penetapan kebijakan
harus lebih ditekankan pada relevansi dan reliabilitas daripada dampak sebuah
standar atau peraturan pada kelompok pengguna secara spesifik atau kepentingan
perusahaan itu sendiri.
**Kaitannya
dengan PSAK (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan “Paragraf
24-42” )
“Paragraf
24” Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok, yaitu : dapat dipahami, relavan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
1. Dapat dipahami
“Paragraf 25” Kualitas penting informasi
yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat
dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit
untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.
2. Relavan
“Paragraf 26” Agar bermanfaat, informasi
harus relavan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relavan kalau dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini ata masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi
pengguna di masa lalu.
“paragraf 27” Peran informasi dalam
peramalan (predictive) dan penegasan
(confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi struktur dan
besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pengguna ketika mereka berusaha
mermalkan kemampuan entitas dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap
situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan
penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang
bagaimana struktur keuangan entitas diharapkan tersusun atau tentang hasil dari
operasi yang direncanakan.
“paragraf 28” Informasi posisi keuangan dan
kinerja dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yag langsung menarik
perhatian pengguna, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas,
dan kemampuan entitas untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk
memiliki nilai pridiktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan
eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi
dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa
masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat di tingkatkan kalau
pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan
secara terpisah.
Materialitas
“paragraf 29” Relevansi informasi
dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakikat
informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan
suatu segmen baru dapat memengaruhi penilaian resiko dan peluang yang dihadapi
entitas tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru
tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakikat maupun
materialitas dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang
sesuai dengan kebutuhan entitas.
“paragraf 30” Informasi dipandang material kalau
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Materialitas bergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantunkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament).
Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah
dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.
3. Keandalan
“paragraf
31” Agar bermanfaat, informasi juga harus andal {reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,
dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
“paragraf
32” Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan
hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk
mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat
untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
“paragraf
33” Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan
untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan
pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
4. Dapat diperbandingkan
“paragraf
39” Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai
juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara
relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan
tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
“paragraf
40” Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan
adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh
perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi
perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa
lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke periode dan dalam
perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu
pencapaian daya banding.
“paragraf
41” Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman semata-mata
dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansi
keuangan yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskankebijakan akuntansi
yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitatif relevansi dan
keandalan. Perusahaan juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansi
kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.
“paragraf
42” Berhubung pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan antar periode, maka perusahaan perlu menyajikan informasi
periode sebelumnya dalam laporan keuangan.
SFAC No. 3
Elements of Financial Statements of Business Enterprises
(Elemen-elemen
laporan keuangan entitas bisnis)
Mendefinisikan 10 elemen laporan
keuangan yang akan diamandemen oleh SFAC No. 6. Statement No. 3 ini menyebutkan
tiga pandangan akuntansi keuangan (revenue-expense, asset-liability, dan
nonarticulated) yang dibicarakan lebih lanjut dalam diskusi memorandum.
Statement ini tidak menyebutkan secara spesifik tipe konsep capital maintenance
yang digunakan maupun masalah pengakuan (realization) dan pengukuran yang
disajikan dalam laporan keuangan.
SFAC No. 3 juga mengganti istilah
earning menjadi income untuk mengindikasikan comprehensive atau perubahan total
dalam net asset yang terjadi selama periode sebagai hasil dari kegiatan operasi
perusahaan.
**Kaitannya dengan PSAK (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan “Paragraf 47-48” )
“paragraf
47” Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur neraca; dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan
unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus.
“paragraf
48” Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses
sub-klasifikasi. Misalnya, aktiva dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat
atau fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi
dengan cara yang paling berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan
ekonomi.
SFAC No. 4
Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations
(Tujuan
laporan keuangan pada entitas non-bisnis)
Lebih menekankan pada pelaporan
keuangan entitas non bisnis yang memiliki karakter sebagai berikut:
1. Menerima jumlah sumber daya yang
signifikan dari penyumbang yang tidak menginginkan imbalan atau proporsi
ekonomi atas sumbangan yang diberikan.
2. Tujuan utama operasinya bukan untuk
menyediakan barang dan jasa demi mendapatkan profit.
3. Tidak ada hak kepemilikan yang dapat
dijual, dipindahkan, atau menerima distribusi sisa jika terjadi likuidasi.
SFAC No. 4 juga menyatakan bahwa
entitas non bisnis tidak memiliki indicator tunggal atas kinerja entitas
seperti pengukuran income pada sector profit oriented.
**Kaitannya dengan PSAK (PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
“paragraf 6-8”)
Tujuan
Laporan Keuangan
“Paragraf
06” Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relavan
untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber
daya bagi entitas nirlaba.
“Paragraf
07” Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka
menilai :
a.
Jasa yang
diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
b.
Cara
manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya.
“Paragraf
08” Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan
keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:
a.
Jumlah
dan sifat aset, liabilities, dan aset neto entitas nirlaba;
b.
Pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto;
c.
Jenis
dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antar keduanya;
d.
Cara
entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya;
e.
Usaha
jasa entitas nirlaba.
Setiap
laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam
laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan keuangan yang
lain.
SFAC No. 5
Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises
(Pengakuan
dan pengukuran dalam laporan keuangan pada entitas bisnis)
Statement ini berkaitan dengan
isu pengakuan dan pengukuran. Pada paragraph 2 disebutkan bahwa kriteria dan
pedoman pengakuan yang terdapat pada statement ini umumnya konsisten dengan
praktik yang dilakukan saat ini. Perubahan akan dilakukan secara evolusi atau
perlahan.
Ruang lingkup statement ini
meliputi format dalam menyajikan laporan keuangan. SFAC menyatakan bahwa
disclosure (pengungkapan) yang disajikan terpisah dari laporan keuangan akan
sama efektifnya bila ia disajikan bersamaan dengan laporan keuangan. Selain
itu, statement ini juga menyinggung mengenai earning dan comprehensive income.
Salah satu perhatian khusus SFAC adalah format dan penyajian perubahan ekuitas
pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik. Earning akan
menggantikan dan berbeda dari comprehensive income dengan mengeluarkan efek
kumulatif dalam perubahan prinsip akuntansi pada periode sebelumnya.
SFAC ini juga mengatur mengenai
kriteria pengakuan dimana untuk mengakui atau mencatat revenue dan gain, asset
yang diterima harus realized or realizable atau revenue tersebut sudah
dihasilkan (earned). Sedangkan untuk mengakui biaya dan rugi, asset yang
digunakan harus telah digunakan atau asset tersebut tidak memiliki manfaat lagi
di masa mendatang. Metode pengakuan biaya termasuk matching revenue, write- off
selama periode saat kas dihabiskan atau kewajiban terjadi untuk item biaya
dalam jangka waktu yang sangat pendek, atau prosedur sistematik rasional yang
lain.
**Kaitannya dengan PSAK (PSAK 55 Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)
SFAC No. 6
Elements of Financial Statements
(Elemen-elemen
laporan keuangan)
Merupakan pengganti dari SFAC No.
3 dengan sedikit perubahan pada definisi 10 elemen laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Aset
adalah probabilitas manfaat ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa
lalu.
2. Liabilitas
(Kewajiban) adalah probabilitas pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang
yang ditimbulkan dari kewajiban entitas tertentu saat ini untuk memindahkan
asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai hasil
transaksi atau kejadian masa lalu.
3. Ekuitas
atau net asset adalah residual interest pada asset sebuah entitas yang masih
tersisa setelah dikurangi kewajibannya. Di perusahaan bisnis, ekuitas merupakan
kepentingan (hak) pemilik. Di entitas non profit yang tidak memiliki
kepentingan (hak) kepemilikan seperti pada entitas bisnis, net asset dibagi
menjadi tiga kelas berdasarkan ada atau tidaknya donor- imposed restrictions
yaitu: permanently restricted, temporarily restricted, dan unrestricted net
asset.
4. Investasi
Pemilik adalah kenaikan ekuitas entitas bisnis sebagai hasil dari transfer
sesuatu yang berharga ke entitas tertentu (perusahaan) dari entitas lain untuk
memperoleh atau meningkatkan ekuitas pemilik di perusahaan tersebut. Pemilik
pada umumnya menerima asset sebagai investasi, tapi dapat juga berupa jasa atau
kepuasan atau konversi liabilitas (kewajiban) perusahaan.
5. Distribusi
kepada pemilik adalah penurunan ekuitas entitas (perusahaan) yang dihasikan
dari perpindahan asset, penyewaan jasa, atau pemberian pinjaman dari perusahaan
kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan mengurangi ekuitas pemilik di
perusahaan tersebut.
6.
Komprehensif Income adalah perubahan ekuitas
entitas bisnis selama satu periode dari transaksi dan kejadian lain dan keadaan
yang bersumber bukan dari pemilik. Meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas
selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi dari pemilik dan
distribusi kepada pemilik.
7.
Revenues adalah aliran masuk atau kenaikan asset
lain pada sebuah entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari
keduanya) dari mengantarkan atau memproduksi barang, menyewakan jasa, atau
aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
8. Biaya adalah aliran keluar
atau pengurangan asset lain atau pengeluaran yang terkait dengan liabilitas
(atau kombinasi keduanya) dari mengantarkan, menyewakan jasa, atau melakukan
aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
9. Gain adalah kenaikan ekuitas (net asset)
dari peripheral atau transaksi insidental sebuah entitas dan dari seluruh
transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang mempengaruhi entitas kecuali
yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.
10. Rugi adalah penurunan
ekuitas (net asset) yang berasal dari peripheral atau transaksi incidental
sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan
yang mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari
pemilik.
**Kaitannya dengan PSAK (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan “Paragraf 47-48” )
“paragraf
47” Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur neraca; dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan
unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus.
“paragraf
48” Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses
sub-klasifikasi. Misalnya, aktiva dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat
atau fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi
dengan cara yang paling berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan
ekonomi.
SFAC No. 7
Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement
(Penggunaan
informasi aliran kas dan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi)
Statement No. 7 lebih menekankan
pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual yang lebih luas, karena
itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5. SFAC No. 7
digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga
harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang.
Present Value Measurement
Poin penting mengenai pengukuran asset
adalah pengukuran present value yang digunakan untuk mensimulasi fair value.
Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang merefleksikan
pengukuran pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa
kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi
harus menentukan probabilitas aliran kas individu tertimbang.
Liability Measurement
Poin penting dalam pengukuran
liabilitas adalah discount rate harus diikutkan dalam perhitungan credit
standing perusahaan.
Pengukuran asset dan liabilitas
sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat
dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat
mengukur liabilitas tidak dapat demikian.
**Kaitannya dengan PSAK (PSAK 55)
Pengukuran Awal Aset Keuangan dan
Liabilitas Keuangan
“paragraf 43” Pada saat pengakuan
awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset
keuangan atau liabilitas keuangan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar